Jakarta, investigasi.news – Lolos seleksi CPNS bukan akhir perjuangan, tapi justru awal pengabdian. Pesan inilah yang ditegaskan dalam kegiatan Pembekalan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun Anggaran 2024 yang digelar Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Senin (2/6/2025), di Aula Prona, Jakarta.
Acara dibuka oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Agustyarsyah, mewakili Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN, Pudji Prasetijanto Hadi. Dalam sambutannya, ia menyampaikan ucapan selamat sekaligus penegasan: menjadi CPNS bukan sekadar bergaji tetap, tetapi menjalankan amanat negara di bidang pertanahan dan tata ruang.
“Saudara telah melewati proses panjang dan kompetitif. Tapi ini baru awal. Tantangan sesungguhnya adalah bagaimana Saudara mampu menjadi pelayan publik yang berintegritas, profesional, dan loyal,” tegas Agustyarsyah.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa status CPNS masih bersifat sementara. Selama masa percobaan satu tahun, seluruh peserta wajib menunjukkan kinerja, kedisiplinan, dan kepatuhan terhadap aturan.
“Jika Saudara gagal memenuhi ekspektasi, maka bukan tidak mungkin diberhentikan. Tapi jika Saudara mampu membuktikan kualitas, maka jalan pengabdian sebagai ASN terbuka lebar,” ujarnya tegas.
Pada seleksi CPNS 2024, Kementerian ATR/BPN membuka 1.336 formasi, termasuk untuk penyandang disabilitas dan putra-putri Kalimantan. Dari total 23.719 pelamar, hanya 1.324 orang yang lolos, dengan 42 orang ditempatkan di unit pusat dan 1.282 lainnya di Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan seluruh Indonesia, kecuali Jawa dan Bali.
Setelah pembekalan dan sesi foto bersama, kegiatan dilanjutkan dengan materi teknis yang disampaikan oleh Plt. Sekretaris BPSDM, Einstein Al Makarima Mohammad, disusul arahan dari jajaran pejabat administrator di lingkungan Biro SDM ATR/BPN.
Pembekalan ini menjadi bukti bahwa Kementerian ATR/BPN tak hanya merekrut CPNS, tapi juga serius membentuk karakter dan orientasi kerja para calon abdi negara agar siap menghadapi tantangan lapangan—dari urusan konflik agraria, tumpang tindih lahan, hingga tata ruang yang inklusif dan berkelanjutan.
Guh