Eka Hariani Sandra Sebut Pancasila Bukan Sekadar Seremoni, Tapi Kompas Bangsa di Tengah Krisis Persatuan

More articles

Pasaman, Investigasi.news – Momen Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni kembali menjadi pengingat keras akan pentingnya merawat nilai-nilai dasar pemersatu bangsa. Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasaman dari Fraksi Golkar, Eka Hariani Sandra, dalam refleksinya pada peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025.

Saat ditemui awak media pada Senin (2/6/2025), Eka menegaskan bahwa peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum penting untuk meneguhkan kembali komitmen seluruh elemen bangsa terhadap ideologi Pancasila yang menjadi fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Pancasila bukan hanya warisan sejarah. Ia adalah arah dan pegangan moral bangsa di tengah derasnya arus globalisasi, disintegrasi sosial, dan krisis keadaban politik. Ini harus kita rawat, kita hayati, dan kita amalkan,” tegas Eka.

Menurutnya, sejarah lahirnya Pancasila harus selalu dikenang agar generasi penerus tidak kehilangan arah di tengah kompleksitas zaman. Terlebih dalam situasi sosial-politik yang makin rentan terhadap isu-isu perpecahan dan intoleransi.

“Sebagai penyelenggara pemerintahan, kita punya tanggung jawab moral untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada anak-anak muda, generasi penerus. Patriotisme bukan hanya lewat pidato, tapi harus dihidupkan lewat kebijakan dan keteladanan,” ujar legislator Golkar itu tegas.

Eka juga menyoroti pentingnya menjadikan Pancasila sebagai filter dalam merespons berbagai dinamika bangsa — mulai dari konflik sosial, ketimpangan ekonomi, hingga penyalahgunaan kekuasaan.

“Demokrasi bisa rusak kalau tidak disertai keadilan sosial. Keadilan bisa lumpuh kalau Pancasila hanya jadi dokumen simbolik tanpa implementasi. Di sinilah letak pentingnya kita semua — elit, rakyat, pejabat, hingga pelajar — menjadikan Pancasila sebagai roh dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Ia menutup pernyataannya dengan ajakan keras kepada semua pihak, terutama para pejabat publik, untuk tidak mempermainkan Pancasila hanya demi kepentingan politik sesaat.

“Pancasila adalah alat pemersatu, bukan alat kepentingan. Mari kita jaga agar bangsa ini tetap utuh, adil, dan bermartabat.”

Ris

- Advertisement -spot_img

Latest