Malut, Investigasi.news – Persoalan Sampah di kota Sanana Kab. Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, bagaikan mengurai benang kusut, karena setiap hari ada saja keluhan warga menyangkut persoalan ini, makanya tidak berlebihan jika masalah sampah kemudian menjadi tantangan 100 hari kinerja Bupati Fifian.
Hal demikian dikatakan oleh Saldi Umasugi, Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Kepulauan Sula, pada Sabtu 5 April 2025.
”Ini bukan pertama kali warga masyarakat kota Sanana mengeluhkan terkait Sampah, makanya hal ini menjadi tantangan 100 hari kinerja Bupati pada periodesasi kedua masa jabatan 2025-2023″, ujar Saldi.
Menurutnya, persoalan sampah di kota Sanana harus disikapi secara serius, jika pejabat berwenang tidak sanggup baiknya Bupati ambil sikap, sehingga persoalan sampah ini bisa terurai.
Dirinya menyoroti keras Kepala DLHKP yang dari pengamatannya lebih banyak waktu di kampung halaman di Ambon-Maluku ketimbang ada di daerah (Sula-red) untuk mengurusi persoalan sampah.
”Pasti sekarang pejabatnya lagi mudik, apa lagi ini ada libur bersama, tidak ada libur saja sering mudik tah”, singgung Saldi dengan logat Sanana.
Pejabat terkait harus focus pada tupoksinya, jika ada masalah, apa masalahnya dan bagaimna cara mengurainya, kami IMM sangat siap kalo diajak diskusi memecah persoalan sampah di kota Sanana, timpal kader IMM Sula ini.
“Jika tidak punya skema dan blueprint penanganan sampah maka seterusnya akan menjadi persoalan dan dikeluhkan oleh masyarakat, pejabatnya tidak bisa hanya dengan remote dari jarak jauh mengontrol persoalan sampah, tapi harus lebih sering turun dan melihat persoalan dilapangan”, pungkasnya.
Terakhir Saldi berharap dalam 100 hari kerja Bupati Fifian, persoalan Sampah bisa dituntaskan.
Sementara itu sampai berita ini diturunkan, awak media investigasi masih berupaya menghubungi Kepala DLHKP Nurhayati Latuconsina untuk meminta tanggapannya menyangkut persoalan sampah. RL