Iduladha di ATR/BPN: Wamen Ossy Tegaskan Kurban Bukan Seremoni, Tapi Ujian Pengabdian

Baca Juga

Jakarta, investigasi.news – Di tengah kesibukan birokrasi dan kompleksitas urusan agraria nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H dengan semangat pengabdian dan kepedulian sosial. Dalam momentum ini, Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN, Ossy Dermawan, menyerukan agar semangat kurban tidak berhenti pada simbolik penyembelihan hewan, tetapi menjadi refleksi nilai ketulusan, keikhlasan, dan pelayanan publik yang bersih dan adil.

“Iduladha bukan hanya soal daging dan seremoni. Ini adalah panggilan spiritual untuk menanggalkan ego dan kepentingan pribadi. Sebagaimana Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang rela berkorban karena taat pada perintah Ilahi, birokrasi pun dituntut untuk taat pada kepentingan rakyat,” ujar Wamen Ossy, Minggu (8/6/2025), mewakili Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid.

Dalam acara penyerahan hewan kurban yang digelar di kantor pusat ATR/BPN, Wamen Ossy menyebutkan bahwa tahun ini terkumpul 80 ekor sapi dan 19 ekor kambing hasil partisipasi pegawai dan mitra. Namun menurutnya, angka itu bukan sekadar statistik, melainkan simbol komitmen birokrasi untuk hadir di tengah rakyat, terutama dalam isu-isu krusial seperti konflik agraria, sengketa lahan, dan ketimpangan penguasaan tanah.

“Kurban dalam konteks ATR/BPN berarti siap melepaskan kepentingan pribadi, meninggalkan ego sektoral, dan memperjuangkan keadilan ruang dan tanah untuk seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.

Wamen Ossy pun mengutip sabda Rasulullah SAW: “Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah pada hari raya kurban selain menyembelih hewan. Darah kurban itu sampai kepada Allah bahkan sebelum menyentuh tanah.” Sebuah pesan spiritual yang jika dimaknai dalam konteks birokrasi, berarti ketulusan bekerja melayani harus lahir dari hati, bukan pencitraan.

Ketua Pelaksana Kurban, Prasetyo Wiranto, melaporkan bahwa sebanyak 47 sapi dan 17 kambing dipotong di RPH, dan didistribusikan kepada 2.316 penerima internal, termasuk pegawai dan tenaga pendukung. Sementara itu, 33 sapi dan 2 kambing disalurkan ke luar lembaga: ke masjid, musala, pondok pesantren, panti asuhan, mitra TNI/Polri, hingga lembaga sosial di berbagai daerah. Tak hanya di Jakarta, tapi menjangkau daerah yang membutuhkan.

“Kami ingin kurban ini menjadi jembatan empati dari birokrasi kepada masyarakat. Bahwa di balik meja kerja dan dokumen perizinan, kami juga hadir sebagai pelayan masyarakat yang punya hati nurani,” ujar Prasetyo.

Mengusung tema “Tingkatkan Kepedulian, Berbagi Bersama Qurban ATR/BPN”, perayaan Iduladha tahun ini tak hanya diisi dengan seremoni, tapi juga refleksi bersama. Dalam acara simbolis, Wamen Ossy menyerahkan hewan kurban kepada Ketua DKM Masjid Nururrahman, disaksikan jajaran pejabat tinggi madya dan pratama Kementerian ATR/BPN, serta ratusan pegawai yang hadir daring sebagai shohibul qurban.

Acara ini menjadi pesan kuat: bahwa pengabdian sejati dalam birokrasi harus tumbuh dari spiritualitas dan keikhlasan, bukan dari ambisi kekuasaan. Kurban bukan sekadar tradisi tahunan, tapi pengingat abadi — bahwa tanah dan ruang yang dikelola negara adalah amanah rakyat yang harus dijaga, dibagi adil, dan tak boleh dikorbankan untuk kepentingan segelintir orang.

Guh

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest

More articles