Malut, Investigasi.news – Hal ini bermula ketika pada group WhatsApp ’seputar info media’ ada pembahasan mengenai penanganan korupsi di China, konten ini dikirim oleh salah satu member group yang diduga Arif Umasugi, Senin Pagi (9/10).
Kemudian postingan tersebut ditanggapi oleh member lainnya, sampai kemudian ada komentar yang bernada tudingan (tuduhan), komentar tersebut diduga dari Pejabat Pemda Sula Ridwan Buamona (Ka. DLH Pemda Sula), begini komentarnya:
“Yang pernah menjabat kadis pendidikan di Sula pasti ada makan juga biarpun sedikit tapi itu harta syubhat”, tulis Ridwan Buamona.
Entah apa maksud dari tulisan Ridwan, namun kemudian Pak Arif keberatan, karena menurutnya itu memukul rata mantan kadis pendidikan Pemda Sula.
“Yang disampaikan beliau itu pukul rata kita semua, bahasa yang disampaikan: Yang pernah menjabat kadis pendidikan di Sula”, ujar Arif.
Jelas saya keberatan, menurut saya ini fitnah dan pencemaran nama baik, apa saya pernah dinyatakan makan seperti yang dia maksud, lanjut kata Arif.
Senada dengan Arif Umasugi mantan Kadis Pendidikan Pemda Sula, Rifai Haitami juga menyampaikan hal yang sama, kepada investigasi dirinya mengatakan jika pada prinsipnya semua pekerjaan berdampak hukum, namun hal ini kembali kepada tanggung jawab anak negeri yang peduli terhadap pendidikan di Sula.
“Tentu saya sadar, bukan pejabat sempurna pada dinas pendidikan, namun hasil audit BPK telah dikeluarkan, walau tidak 100% baik seperti yang tadi saya katakan, namun adanya kekurangan kecil sudah kami selesaikan sesuai atensi BPK”, ujar Rifai.
Sementara itu sampai berita ini diturunkan kami masih coba meminta tanggapan mantan Kadisdik Sula lainnya seperti Hi. Amirudin Taralessa, Ishak Umamit dan Ahmad Salawane, sedangkan Ridwan Buamona yang coba dikonfirmasi media ini pada nomor ponsel pribadinya +62 812-4367-XXXX tidak memberikan tanggapan.
( RL )
