Sijunjung, Investigasi.news – Mengecewakan, sepertinya layak dikatakan saat melihat kondisi pekerjaan pembangunan rumah sakit pratama tipe D dan pembangunan prasarana rumah sakit pratama (pekerjaan listrik, air bersih dan ipal) di Batang Kering Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.
Bagaimana tidak, pembangunan yang memakan anggaran Rp50 miliyar lebih dari dana APBD tahun anggaran 2022 ini tidak sesuai dengan yang di harapkan masyarakat. Melihat kondisi pekerjaan saat ini, kuat adanya kongkalingkong didalam pekerjaan pembangunan rumah sakit pratama tipe D dan pembangunan prasarana rumah sakit pratama (pekerjaan listrik, air bersih dan ipal) di Batang Kering Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat tersebut.
Pasalnya, pekerjaan dengan nomor kontrak 05.013/tender/APBD/AP-SJJ/2022 yang dimulai pada 21 juni 2022 lalu terkesan mangkrak alias terbengkalai. Sesuai dengan pantauan media ini, senin 9 januari 2023 selain pembangunannya terbengkalai pekerjaan talud susunan konstruksi batu belah yang berfungsi untuk dinding penahan tekanan pada tanah agar mencegah longsor juga erosi supaya tidak membahayakan lingkungan sekitarnya, sudah terlihat menganga di dasar bawahnya. Hal tersebut terjadi akibat dikikis air dan terindikasi tidak memakai lantai kerja. Selain itu susunan batu belah besar – besar yang disusun rapi sangat terlihat adukan semen mortar yang merupakan kombinasi pasir untuk pengikat antara batu kebatu terkesan tipis dan tidak merata alias sarat dari pekerjaan.
Padahal fungsi adukan semen mortar itu bisa menciptakan ikatan yang kuat antara batu kebatu. Untuk mencegah tidak masuknya air dan kelembaban kedalam struktur. Parahnya, proyek yang dikerjakan PT. Syarif Maju Karya Dibawah kepengawasan Pemerintah Kabupaten Sijunjung melalui Dinas Kesehatan
ini terlihat pasangan batu belah yang di gunakan untuk dinding bagian bawah bangunan sangat diragukan ketahanannya. Karena pasangan batu belah untuk dinding bangunan bawah di antara tiang beton ketiang lain itu terlihat tidak dilakukan pembobokan agar beton tiang dengan pasangan batu dinding bisa menyatu alias senyawa.
Edwar dari LSM Ampera Indonesia, berharap kepada penegak hukum agar melakukan pemeriksaan secepatnya terhadap pekerjaan rumah sakit pratama tipe D di Batang Kering Kecamatan Kamang Baru kabupaten sijunjung tersebut. Apakah pengerjaannya sudah putus kontrak. Apabila sudah putus kontrak oleh panitia tentu harus transsparan kepada masyarakat. Hasil kerjanya yang di bayar tentu sesuai dengan fisik bobot dan apabila ada kesalahan pada struktur seperti pasangan batu penahan tanah itu kalau tidak sesuai dengan spesifikasi jangan diterima oleh PPK dan PPTK. Setidaknya dibongkar kembali, sebab dampaknya tentu akan buruk nantinya”, saran Edwar.
Lanjut Edwar lagi, kegagalan pada pembangunan ini ada indikasi ketidak seriusan pengawasnya untuk melakukan tugasnya sebagai kepengawasan. Apalagi ada isu yang beredar ditengah masyarakat tentang alat kesehatan (ALKES) yang informasinya anggaran untuk alkes ini luar biasa juga besarnya. Informasi alkes ini ditarok di sebuah gudang milik warga yang tidak jauh dari rumah sakit pratama yang terbengkalai tersebut. Seharusnya instansi terkait ada keterbukaannya terhadap masyarakat mengenai alkes itu. Dari mana sumber dananya dan berapa nilai anggaran, tahun berapa, dan apa saja jenis alkesnya, harusnya itukan ada kejelasan agar semuanya terang benderang. Supaya tidak jadi isu publik, kita berharap kepada penegak hukum supaya lakukan pemeriksaan agar masyarakat tidak lagi berasumsi negatif, itu harapan kita”, tutup Edwar.
Namun sampai berita ini ditayangkan, Wirda sebagai PPK pekerjaan rumah sakit pratama tipe D Batang Kering dan Efdison sebagai PPTK dikonfirmasi via whatsappnya terkesan cuek dan tidak ada respon. (arp)