Guru Anti Perundungan Wujudkan Generasi Hebat, Mental Sehat

Baca Juga

 

Pekalongan, Investigasi.news – Banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari tindakan bullying (perundungan) pada anak, membuat Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Pekalongan menggiatkan upaya penekanan tindakan tersebut, salah satunya melalui training of trainer (TOT) fasilitator guru anti perundungan pada 9, 11 dan 13 Mei 2023 di aula B Kantor Dindik setempat.

Kepala Dindik Kota Pekalongan, Zainul Hakim melalui kabid SMP, Toni Wibiyanto mengatakan bahwa TOT menjadi rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini, “Kami ikut sertakan 2 guru dari semua SMP baik negeri maupun swasta di kota Pekalongan terdiri dari guru BK dan pembina OSIS, dengan total 58 guru,” terangnya kemarin.

Toni menjelaskan bahwa akibat yang ditimbulkan dari tindakan perundungan sangat mempengaruhi kesehatan mental korban, lebih-lebih jika korban masih usia anak sangat dikhawatirkan akan berdampak pada masa depannya, “ Setelah kegiatan ini rencana akan dibentuk agen perubahan di tingkat SMP dengan melibatkan siswa, untuk saat ini memang sudah membentuk hanya sekolah penggerak ditunjuk langsung oleh pusat, sedangkan kami ingin semuanya punya pemahaman dan segera membentuk supaya lingkungan satdik punya keadaan nyaman, aman dari kekerasan maupun perundungan,” tambahnya.

Terpisah, pengawas SMP dan fasilitator nasional, Teguh Apriyanto mengatakan selain diberikan materi peserta juga akan menindaklanjuti dengan aksi nyata pada pelaksanaan TOT ini, “Jadi 1 hari materi, hari berikutnya kami jeda untuk melakukan aksi nyata, di kesempatan ini saya dibersamai oleh LP-PAR Kota Pekalongan, fasilitator nasional dari SMP 12 dan 14 yang sudah dilatih di tingkat nasional,” tuturnya.

Terkait tujuan TOT ini yakni menyiapkan guru untuk melatih anak menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing khususnya dalam rangka untuk mengurangi bullying maupun perundingan selain itu juga menyebarkan nilai-nilai positif. Materi yang diberikan diadopsi dari materi program ROOTS yang dimiliki Unicef untuk pemerintah.

Menurutnya, kegiatan ini jadi momen yang luar biasa untuk kota Pekalongan tidak hanya bagi pihak sekolah tetapi orang tua dan masyarakat, sebab banyak pelaku bullying tidak merasa atau menyadari bahwa perilakunya termasuk bullying, padahal bullying bagi anak-anak luar biasa dampak untuk psikologis dan mental, “Yang kita ingin bullying kita tekan baik di tingkat sekolah, masyarakat dan keluarga, khusus kota Pekalongan punya keinginan perundungan di sekolah bisa diminimalisir syukur-syukur zero kasus,” tandas Teguh.

Sementara itu, fasilitator nasional SMPN 12 Kota Pekalongan, Amie Oktiningsih mengungkapkan setelah ini tugas dari peserta yakni membentuk anak-anak menjadi agen, agen ini akan bertugas memfasilitasi peserta didik yang lain. Calon agen harus bisa berkomunikasi secara efektif, bagaimana mereka bisa membujuk supaya korban berani melaporkan tanpa takut sesuatu, “Intinya yang kami harapkan perundungan jangan sampai menyebar, anak akan lebih tidak ada yang ditakutkan, saya ini korban saya harus lapor kemana dulu, sudah kami ajarkan di agen karena merekalah yang paling dekat di lingkup kelas,” jelas Amie.

Telah membentuk agen perubahan lebih dahulu dan sudah berjalan 2 tahun, ia terus melakukan penyegaran dalam mendampingi mereka selain itu juga selalu menyisipkan agen di tiap kegiatan sekolah seperti ekstrakurikuler, “Kita tidak berhenti pada agen inti, kita terus tambah agen apalagi di kegiatan diluar KBM seperti saat mereka belajar bersama atau kegiatan ekskul, biasanya bullying terjadi di celah itu, semoga upaya ini bisa membawa perubahan yang baik,” pungkasnya. Peni

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest

More articles