Di setiap nama, ada cerita. Namun, nama Abil Kuba bukan sekadar identitas—ia adalah warisan nilai, sejarah, dan cita-cita yang membentuk sosok pemimpin penuh ketulusan.
Cucu dari H. Harum, tokoh agama kharismatik yang mewarnai sejarah perjuangan di masa penjajahan, Abil mewarisi semangat kepemimpinan, keteguhan iman, dan kecintaan pada kebenaran.
“Abil,” berasal dari bahasa Arab Habil, berarti pribadi yang tulus dan setia pada kebenaran. Sejak kecil, orang tuanya menanamkan harapan agar ia tumbuh dengan hati yang bersih, keberanian untuk membela yang benar, serta tekad baja untuk berbuat demi kemaslahatan bersama.
Sementara “Kuba” membawa kita menelusuri jejak sejarah Kubang Landai tanah leluhur di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar wilayah yang pernah menjadi denyut nadi kerajaan Bukit Batu Patah. Penemuan situs-situs bersejarah di sana menjadi saksi bahwa tempat ini adalah pusat peradaban dan kebijaksanaan masa lampau.
Dalam tradisi keluarga, “Kuba” adalah simbol “rumah pertama,” pijakan awal perjalanan hidup yang sarat makna. Dan ketika “Abil” berpadu dengan “Kuba,” lahirlah arti mendalam: pemuda tulus yang menjadi pijakan kebaikan bagi banyak orang.
Kini, nama Abil Kuba tidak hanya terdengar sebagai sebutan, melainkan sebagai brand of trust—simbol komitmen, kepemimpinan, dan dedikasi. Baik di tanah kelahiran maupun di medan tugas, ia hadir sebagai jembatan persaudaraan, penggerak pembangunan, dan teladan bagi mereka yang ingin berbuat untuk sesama.
Abil Kuba—bukan sekadar nama, tetapi cerita hidup yang terus menyalakan inspirasi.


