Proyek IC dan Rehab Senilai 3,6 M Diduga Milik Kadis PUPR, Publik Sula Ingatkan Jangan Buat Kaligrafi Namanya

Baca Juga

Malut, Investigasi.newsPublik Sula khususnya jama’ah masjid raya Al-Istiqomah Sanana dibuat heboh dengan adanya kaligrafi bahasa arab gundul yang terbaca nama Jaenudin Umaternate yang diduga sekarang menjabat sebagai Plt. Kadis PUPR Pemda Sula, bacaan itu tertera pada kubah, mimbar dan bedug masjid raya.

Jika benar itu nama Jaenudin yang dimaksud maka ini merupakan perbuatan tidak terpuji dan berbau penistaan agama, disinyalir ini terjadi pada tahun 2016 saat yang diduga (Jaenudin Umaternate ) menjabat sebagai PPK Dinas PUPR Pemda Sula.

Namun pemberitaan kali ini terkait hal lain yang masih berkaitan dengan Jaenudin Umaternate Kadis PUPR Pemda Sula, yakni terkait rehab masjid raya senilai Rp 1,8 miliar dan nilai yang sama pada pembangunan tahap II Islamic Center (IC) yakni senilai Rp 1.886.562.581,00 sehingga total kedua pekerjaan atau proyek ini sebesar Rp 3,6 miliar lebih.

Proyek yang dikerjakan oleh CV. Ganda Putri Utama dan CV. Arpon Karya diduga milik Jaenudin, hanya pada pekerjaan dipasang nama orang lain karena ASN tidak boleh bermain proyek.

Proyek ini disoroti publik, karena ada beberapa hal yang kemudian menjadi perhatian, yang pertama soal rehab masjid raya, publik menilai tahun 2023 ini menjadi rehab yang kesekian kali karena pada tahun 2022 juga dianggarkan rehab untuk pekerjaan dengan item yang sama yakni plafon (atap), kemudian yang kedua proyek pembangunan IC yang tahap I dikerjakan oleh CV. Ira Tunggal Bega dengan anggaran senilai Rp 1.496.663.325,00 diduga bermasalah pada addendum kontrak, sedangkan yang ke-3 publik menilai keterlibatan Jaenudin pejabat publik yang membidangi, karena diduga proyek ini milik Jaenudin, bagaimana mungkin kemudian KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) merangkap jadi kontraktor proyek.

“Punya Jaenudin, untuk rehab masjid raya, sedangkan pembangunan IC itu jatah kelompok bos ambon karena tahap pertama mereka juga yang mengerjakan”, sahut kontraktor lokal yang minta tidak disebut namanya (Sabtu 19/9).

Kontraktor ini agak kesal, semua pekerjaan diberikan kepada kontraktor luar, kemudian sebagian pemainnya di lingkaran kekuasaan seperti Kadis, Stafsus Bupati, dan kalo pun mereka kebagian itu hanya men sub pekerjaan atau jasa pinjam pakai perusahaan (pinjam bendera perusahaan).

“Bayangkan kalo wakil Bupati saja disinyalir main proyek, kepala dinas sampai staf khusus Bupati, kalo sudah begini kami kontraktor lokal bisa apa, jadi jangan harap sudah”, ujarnya kesal.

Kami saja tidak dapat apa lagi tim sukses, jadi boleh sudah dong yang kerjakan semua asal jang taruh dong nama dengan tulisan kaligrafi lagi, ujar kontraktor tadi sambil berkelakar dengan bahasa Sanana yang kental.

Sebagai informasi tambahan, apa yang disebut kontraktor tadi memang bukan sekedar ’lip service’, diduga keras memang sejumlah kadis pada kabinet Bupati Fifian Adeningsi Mus gemar bermain proyek, bukan itu saja staf khusus Bupati juga demikian, bahkan Wakil Bupati Hi. Saleh Marasabessy, infonya setelah dapat proyek drainase di dataran pulau Mangoli, kini beliau dapat lagi senilai Rp 2 miliar lebih untuk drainase desa Fogi, modus operandi mereka dengan memasang orang lain di lapangan namun kemudian menjadi rahasia dikalangan internal bahwa proyek tersebut remote dan kontrolnya ada ditangan mereka.

Sampai berita ini ditayangkan awak media kami belum mendapat respon dari Kadis PUPR Jaenudin Umaternate ketika dikonfirmasi ke ponsel pribadinya dengan nomor +62 813-5577-XXXX.

( RL )

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest

More articles