Skandal Kemanusiaan di Diskotik Planet 3 Batam: Overdosis Jadi Hal Lumrah

More articles

Batam, Investigasi.news — Kota Batam kembali memamerkan sisi kelamnya. Diskotik Planet 3, yang dikenal sebagai tempat dugem populer, kini menjadi simbol kebusukan sistem dan mati rasa aparat penegak hukum. Di balik gemerlap lampu dan dentuman musik, tempat ini menyimpan bau amis kejahatan yang dibiarkan tumbuh dan membusuk di jantung kota.

Pada Jumat dini hari, 19 Juli 2025, tim Investigasi.news menyaksikan langsung seorang pria muda ambruk di depan pintu masuk diskotik tersebut. Tubuhnya lemas, wajahnya pucat, nyaris tak sadarkan diri. Diduga kuat korban overdosis narkoba. Tidak ada ambulans, tidak ada aparat, tidak ada rasa genting. Yang tampak hanya kepanikan kawan korban dan satpam yang bertindak seolah kejadian seperti ini adalah hal biasa. Ini adalah pemandangan yang terjadi di ruang publik. Terbuka. Tanpa rasa malu. Tanpa takut.

Pertanyaannya sederhana tapi menghantam: di mana negara? Di mana polisi? Di mana Satres Narkoba? Apakah semua sudah disumpal oleh amplop dan setoran malam? Fakta di lapangan menunjukkan bahwa hukum di Batam bukan hanya tumpul ke atas—tapi sudah lumpuh total. Teronggok di pojok ruang gelap, diinjak oleh kepentingan bisnis haram yang dilumuri uang kotor.

Diskotik Planet 3 bukan lagi sekadar tempat hiburan. Ia adalah ruang kematian yang dibungkus musik. Narkoba ditenggak, dipasarkan, dan dikonsumsi bebas seperti permen. Tak ada razia, tak ada ketakutan, tak ada intervensi. Hanya transaksi, pesta, dan generasi yang perlahan dikorbankan demi pundi-pundi pengelola.

Jika kejadian ini dibiarkan, maka jelas: ada yang melindungi. Ada tangan-tangan kuat yang sengaja membekingi. Siapa mereka? Oknum siapa yang bermain di belakang tirai diskotik ini? Jika tidak ada tindakan, maka dugaan publik akan berubah menjadi keyakinan: bahwa aparat telah berselingkuh dengan kejahatan.

Tak bisa lagi ditutupi. Nyawa anak-anak muda dipertaruhkan setiap malam di tempat ini. Negara seperti absen. Hukum seperti patung. Aparat seperti pengecut yang memilih diam ketika rakyat dibiarkan mati perlahan dalam pesta racun yang dilegalkan secara diam-diam.

Ini bukan sekadar pelanggaran hukum. Ini penghinaan terhadap nilai kemanusiaan. Ini pembunuhan karakter bangsa yang dilakukan secara sadar oleh pelaku bisnis gelap dan para pembungkam kebenaran. Dan jika aparat penegak hukum tetap menutup mata, maka mereka bukan hanya gagal—tapi telah berkhianat pada sumpah mereka sendiri.

Komentar Pemerhati Hukum Maerizal SH, saat dimintai tanggapan, menyatakan bahwa negara bisa dikategorikan lalai bila tidak segera menindak kejadian semacam ini. “Jika sudah ada korban dan terjadi berulang, apalagi sampai dibiarkan tanpa tindakan, maka negara sedang membiarkan sistem hukumnya dicoreng. Bahkan bisa menjadi pintu masuk untuk penyelidikan dugaan keterlibatan aparat,” tegasnya.

Hal senada disampaikan oleh Suzi, aktivis sosial dan pegiat Lembaga Anti Narkoba. Ia mengecam keras lambannya respon terhadap kasus-kasus overdosis di tempat hiburan. “Tempat seperti Planet 3 ini bukan hanya harus ditutup, tapi harus diperiksa seluruh pengelolanya—dari manajer, pemilik, sampai siapa saja yang memberi jaminan keamanan. Jika tidak ada tindakan, maka jelas ada pembiaran sistematis,” tutupnya.

Fransisco Chrons 

- Advertisement -spot_img

Latest