Pembangunan Talud Umaloya Dan Baleha Adalah Bukti Nyata Pemda Sula Tanggap Bencana, Mana Peran Pemprov Serta Gub. Sherly Tjoanda?

More articles

Malut, Investigasi.News – Cuaca ekstrem yang melanda Maluku Utara juga Kepulauan Sula belakangan ini menyisakan sejumlah masalah pada desa dan masyarakat terdampak, hal demikian akibat rusaknya sejumlah infrastruktur seperti jalan dan jembatan yang kemudian mengisolasi akibat terputusnya akses penghubung antar desa, belum lagi jebolnya beberapa Talud penahan Banjir yang membuat pemukiman warga di sejumlah desa di Sula kemasukan air (banjir).

Kondisi ini semakin terasa parah akibat minimnya perhatian dari Pemprov/Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Gubernur Sherly Tjoanda, padahal sejumlah infrastruktur yang rusak akibat bencana itu merupakan aset dan tanggung jawab Pemprov Maluku Utara, sedangkan fakta dilapangan Pemda Sula dibawah nahkoda Fifian Adeningsi Mus/FAM (Bupati Sula) dianggap sudah tanggap bencana, salah satunya dengan merespon sejumlah keluhan warga terdampak bencana.

“Kalo kita mau jujur sebenarnya Pemda Sula sudah tanggap bencana, faktanya pada tahun ini dianggarkan pembangunan sejumlah Talud seperti di Baleha dan Umaloya yang selama ini menjadi atensi warga desa disana”, ujar Ali salah satu warga Kepulauan Sula (26/7).

Kepada investigasi Ali malah balik menanyakan peran Pemprov Malut dan Gubernur Sherly Tjoanda atas sejumlah bencana di Kepulauan Sula, kata Ali hal ini mengingat bahwa sejumlah infrastruktur seperti jalan dan jembatan yang rusak akibat bencana itu merupakan aset Pemprov Maluku Utara.

“Justeru yang kita mau tanyakan sejauh mana peran Pemprov Maluku Utara dan Gubernur Sherly Tjoanda terkait bencana di Sula, padahal seperti di Kecamatan Sulabesi Barat misalnya itu kan ruas jalan yang menjadi tanggung jawab mereka”, ungkap warga Sula ini.

Ini bukan soal politik dan keberpihakan namun lebih kepada soal kemanusiaan, Pemprov Maluku Utara harusnya jangan melihat Kab. Kepulauan Sula dengan sebelah mata, bahkan DBH untuk Sula saja terabaikan padahal Kita semua tau bahwa APBD kita tidak memadai, jadi tolonglah jangan menganaktirikan Kepulauan Sula, pungkas Ali.

Sementara itu dari hasil telusur media ini, kami menemukan informasi untuk pembangunan sejumlah Talud Penahan Air yang dianggarkan melalui DAK 2025.

1. Rekonstruksi Bangunan Penguat Talud Penahan Banjir Sungai Waibau dengan anggaran senilai Rp 3.075.301.00
2. Rekonstruksi Bangunan Penguat Talud Penahan Banjir Sungai Baleha dengan anggaran senilai Rp 6.896.979.000.
3. Rekonstruksi Bangunan Penguat Talud Penahan Banjir Sungai Waipota desa umaloya dengan anggaran sebesar Rp 5.592.876.000.

RL

- Advertisement -spot_img

Latest