Terkait Maraknya Barang Ilegal, Pengamat Desak Audit Bea Cukai Kalbar

Baca Juga

Pontianak, investigasi.news — Maraknya peredaran barang ilegal yang masuk melalui Kalimantan Barat (Kalbar) mendapat sorotan tajam dari pengamat hukum dan kebijakan publik Kalbar, Dr. Herman Hofi Mumawar. Ia menilai posisi geografis Kalbar yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Brunei Darussalam serta kedekatannya dengan Singapura menjadikan provinsi ini sangat strategis—namun juga rentan terhadap praktik penyelundupan.

“Ada kesan bahwa Kalimantan Barat telah menjadi ‘batu pertama’ atau pintu gerbang awal masuknya barang-barang ilegal ke Indonesia,” kata Dr. Herman dalam keterangannya, Jumat (30/5/2025).

Menurutnya, kondisi ini menuntut langkah konkret dan transparan dari instansi terkait, khususnya Bea dan Cukai, yang dinilai perlu melakukan introspeksi mendalam melalui pelaksanaan audit eksternal independen.

“Audit eksternal diperlukan agar Bea Cukai mampu memetakan secara objektif kekuatan dan kelemahan dalam menghadapi arus masuk barang ilegal, terutama di wilayah perbatasan Kalbar,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa audit tersebut harus mencakup analisis menyeluruh, mulai dari short analysis, straight analysis, hingga identifikasi potensi penyimpangan internal. Analisis ini penting guna menilai kesiapan Bea Cukai dari sisi sumber daya manusia, sistem pengawasan, serta infrastruktur penunjang.

Dr. Herman juga menekankan pentingnya sinergi lintas lembaga dalam menangani persoalan ini. Menurutnya, Bea Cukai tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan dari TNI, Polri, dan BNN.

“Penindakan akan efektif jika disertai koordinasi yang kuat antarinstansi. Kami mengapresiasi langkah TNI yang selama ini aktif membantu pengamanan wilayah perbatasan,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa masuknya barang ilegal tidak hanya menyebabkan kerugian negara, tetapi juga berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat Kalimantan Barat serta Indonesia secara luas.

“Audit eksternal bukan sekadar bentuk pengawasan, tapi langkah penting untuk memperkuat kapasitas kelembagaan dalam menghadapi ancaman penyelundupan yang semakin kompleks,” pungkasnya.

Jono

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest

More articles