Malut, Investigasi.news – Sejumlah pedagang pakaian di pasar Basanohi-Sanana (bagian belakang-laut), berteriak lantaran tumpukan sampah menutup jalan mereka, selain mengeluarkan bau yang tidak sedap sampah yang berbulan-bulan tidak diangkat juga menghasilkan ulat-ulat yang merayap nyaris memasuki lapak dagangan mereka.
“Kami kesulitan sekali, bahkan ini kan jalan umum tapi akibat banyaknya sampah kita mau lewat saja susah, sering kita tergelincir”, ujar Ibu Yerni salah satu pemilik lapak pakaian di pasar Basanohi tadi.
Senada dengan Ibu Yerni, Pak La Ara juga mengatakan jika sampah yang ada diseputaran lapak mereka kebanyakan sampah rumah tangga yang sengaja dibuang ke lokasi tersebut, padahal itu bukan TPA sampah.
“Kalo mau jujur paling sampah dari kita berupa kardus-kardus hanya sekitar 5-10% saja sisanya adalah sampah Rumah Tangga yang sengaja dibuang kesini”, ungkap Pak La Ara yang juga punya lapak pakaian disitu.
Baik Ibu Yerni dan Pak La Ara berharap ada perhatian dari Pemda Sula, dalam hal ini dinas teknis yakni DLH-KP (Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan), menuruti mereka: kalo tidak mau mengangkut sampah minimal membuat larangan tegas untuk tidak membuang sampah disini.
“Kami sudah pernah curhat ke petugas kebersihan DLH Pemda Sula, tapi alasan mereka BBM pengangkutan sampah terbatas, lalu kami sebagai masyarakat harus bagaimana lagi, sedangkan pada sisi yang lain kami harus membayar pajak”, tukas pedagang lainnya.
Sementara itu awak media yang melakukan peliputan dilapangan harus memakai masker demi meminimalisir bau sampah yang menyengat, belum lagi disekitar tumpukan sampah banyak ulat-ulat yang merayap membuat kondisi tidak sehat dan rawan timbul penyakit dari tumpukan sampah tersebut, sampai berita ini ditayangkan, investigasi masih berupaya mengkonfirmasi pejabat terkait.
RL