Malut, Investigasi.news – Pernyataan keras disampaikan Jisman Leko, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAI Babussalam Sula-Maluku Utara, terkait pemerintah daerah kepulauan Sula dan Bupati fifian Adeningsi Mus dan Wakil Bupati Hi. Saleh Marasabessy yang seperti buta hati dan telinga tuli karena belum juga merespon ajak kerjasama dari Kampus STAI.
Jisman kesal karena sampai hari ini Pemda Sula belum juga meneken MoU dengan Kampus STAI sementara Ningsi dan Saleh terus ’tebar pesona’ menandatangani MoU dengan Kampus lain.
”Seharusnya bupati dan wakil bupati sadar bahwa STAI Babussalam Sula adalah satu-satunya perguruan tinggi yang ada di Sula dan sebagai pusat peradaban pendidikan di Sula yang perlu diperhatikan Pemda”, ujar Jisman, Jumat (7/7).
Perlu diingat untuk kita semua, bahwa kampus STAI Babussalam Sula didirikan dengan tujuan dan nawaitu yang bersih dari tetua kita yang waktu itu memikirkan masa depan dan nasib pendidikan generasi Sula, sambung Jisman.
Waktu itu para tetua melihat bawa generasi Sula yang punya keinginan besar untuk melanjutkan pendidikan ditingkat perkuliahan namun tidak bisa karena faktor orang tua yang punya ekonomi lemah, sehingga para tetua memikirkan untuk harus mendirikan kampus di Sula untuk menjawab keresahan dari generasi yang ingin melanjutkan pendidikan di tingkat perkuliahan, lanjutnya.
” Kalo Nigsi yang sering dikatakan dia orang Sula, atau biasa disapa ETA SUA dan wakil bupati juga orang Sula maka harus sadar bahwa ada satu lembaga perguruan tinggi yang perlu diperhatikan, masa bupati bisa Teken MOU dengan kampus lain, seperti kampus Universitas Khairun Ternate (Unkhair), dan juga Kampus Universitas Terbuka (UT) knp kampus STAI Babussalam tidak bisa ?” tanya Presiden BEM ini kecewa.
Lebih lanjut Jisman mengatakan, bahwa seharusnya Pemda Sula mendahulukan kampus diwilayah Kepulauan Sula, baru terserah mau mengusung kampus mana saja untuk diajak kerjasama.
“Logikanya ini dalam rumah masih berantakan, malah mengurus rumah orang lain”, pungkas Jisman.
Terakhir Jisman berharap, agar Pemda Sula segera memperhatikan Kampus STAl Babussalam Sula karena berbicara bahagia pendidikan itu tidak memandang status dari lembaga intinya harus semua bahagia, kase bahagia orang dalam rumah dulu baru kase bahagia diluar rumah.
( Rahman )