Ini Kebun Percontohan Di Desa Nahi Yang Diduga Sarat Masalah

More articles

Malut, investigasi.nees-Bupati Kab. Kepulauan Sula Fifian Adeningsi Mus mungkin tidak menyangka jika kehadirannya pada penanaman perdana di Kebun percontohan kelompok desa Nahi-Kec. Sulabesi Barat ternyata itu sarat akan masalah.

Masalahnya bukan pada Ibu Bupati, tapi pada kegiatan yang disinyalir menghabiskan dana sebesar Rp 52 juta, yang seharusnya ada 3 kelompok tani bukan hanya satu, kemudian yang tidak kalah menarik ternyata harusnya kegiatan tersebut ada pada tahun anggaran 2022 bukan 2023 karena infonya itu menggunakan APBDes TA 2022.

Berikut penuturan ketua pemuda Ardi Umafagur dan sejumlah warga kepada investigasi, Selasa 26/9/2023.

“Kebun percontohan yang penanaman perdananya dihadiri Bupati dan sejumlah pejabat pemda Sula itu banyak masalah”, ujar Ardi.

Baca Juga :  Tokoh KKSS Sula Terpilih Menjadi Ketua Komisi II DPRD Kepsul

Saya mau katakan jika kegiatan tersebut menggunakan APBDes TA (tahun anggaran) 2022, sejumlah Rp 52 juta informasinya ada pada baliho APBDes, lanjutnya.

“Yang dibentuk seharusnya ada 3 kelompok tani, bukan hanya satu kelompok tani yang disaksikan Bupati” tambah Ardi.

Bahkan Ardi dengan lantang mengatakan jika bukan hanya kebun percontohan yang dianggarkan, tapi juga ada peternakan ayam yang dianggarkan senilai Rp 96 juta dan sampai sekarang satu ekor ayam pun tidak terlihat.

“Benar apa yang dikatakan ketua (ketua pemuda-red), kami sampai heran Kades yang kami kira sudah banyak menyelewengkan dana desa kenapa masih dipertahankan, kami berharap turun pejabat di desa kami, agar pembangunan bisa lancar berjalan”, timpal warga lainnya.

Baca Juga :  Pelantikan Guru Di Taliabu Diintervensi Oknum Politisi, SK. Gub. AGK Potensi Digoyang

Warga ini bahkan mempertanyakan rumah kebun yang menggunakan material seng dari bongkaran masjid Nurul Huda.

Sementara itu dapat dikabarkan bahwa dugaan korupsi dan penyelewengan DD dan ADD oleh Kades Nahi Fahri Bilmona sebenarnya bukan kali ini saja, pada 11 Juli 2023 Fahri pernah dilaporkan ke Inspektorat, namun entah mengapa Fahri selalu lolos dari jerat hukum maupun pembinaan dari bagian pemerintahan Pemda Kepulauan Sula.

Disinyalir Fahri dilindungi oleh oknum masyarakat dari desa Nahi yang hari ini dekat atau berada pada lingkaran Bupati Ningsi.

Sayangnya ketika awak media investigasi coba menghubungi Kades Fahri untuk menanyakan masalah ini HP nya tidak aktif (+62821-8809-XXXX) dan tidak sedang berada di desa Nahi, Kecamatan Sulabesi Barat. Rahman

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest