Iklan bank Jatim

Emosi Anak di PAUD Bina Mitra

More articles

 

Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk mengenal bentuk bentuk emosi anak,untuk mengetahui penyebab emosi anak,untuk memahami tentang bahasa emosi anak,untuk memahami cara pendidik mengenalkan perkembangan emosi di PAUD Bina Mitra. Metode yang digunakan yaitu wawancara, metode pustaka, metode pengamatan yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat, mengamati serta menganalisis apa yang menjadi objek.Hasil penelitian cara yang digunakan pendidik PAUD Bina Mitra untuk mengenalkan emosi kepada anak adalah : pendidik menggunakan berbagai kegiatan dan bahan ajar untuk membantu anak-anak mengidentifikasi dan memahami emosi yang berbeda, anak-anak diajarkan cara yang tepat untuk mengekspresikan emosi mereka.. Anak-anak juga diajarkan strategi untuk mengelola emosi mereka. Anak-anak belajar bagaimana emosi mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain. Pendidik membantu anak-anak menghubungkan emosi mereka dengan pengalaman mereka.

 

Kata Kunci:Emosi Anak,bahasa emosi.

 

PENDAHULUAN

 

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bertujuan untuk memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan anak, baik melalui pendekatan bermain, interaksi sosial, maupun pembelajaran berbasis bermain. PAUD juga berfokus pada pengembangan keterampilan sosial,emosional,kognitif,dan fisik anak untuk mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan formal selanjutnya. Anak usia dini memerlukan perhatian dan stimulasi yang tepat dari lingkungannya agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

 

Perkembangan emosi yang signifikan terjadi pada masa anak usia dini. Pendidikan emosi pada tahap ini dapat memberikan landasan bagi kesehatan mental anak di masa depan.PAUD berperan penting dalam mendukung perkembangan emosi anak.Lingkungan pendidikan yang positif dan mendukung berdampak besar pada kesehatan mental anak.Tantangan seperti kurangnya pemahaman akan pentingnya pendidikan emosional,kurangnya sumberdaya,dan kurangnya kesadaran akan pentingnya peran pendidikan emosional di PAUD mungkin menjadi latar belakang permasalahan yang perlu diatasi.

 

LANDASAN TEORI

Pengertian Emosi, Emosi biasanya merupakan reaksi terhadap dorongan eksternal daninternal individu.Oleh karena itu,emosi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia.

Emosi adalah reaksi kompleks dengan aktivitas tingkat tinggi dan perubahan signifikan,serta melibatkan emosi dan keadaan emosi yang kuat (Desmita, 2010:116). Semua anak mengalami tahapan pertumbuhan dan perkembangan dalam dimensi yang berbeda-beda.Apabila anak menerima dorongan pendidikan yang intensif dari lingkungannya, maka iaakan lebih mampu mengatasi tugas-tugas perkembangannya. (Yuliani, 2006:2.7 ). Anak secara alami belajar dari apa yang orang tuanya dengar,lihat,rasakan,dan lakukan(Richard,2004:15).

Menurut Lewis(2002),emosi terdiri dari dua tipe.Pertama,emosi primer,misalnya terkejut, senang, marah, sedih, takut dan jijik. Emosi primer ini juga muncul pada hewan,dan pada manusia akan mulai muncul mulai dari 6 bulan pertama kehidupannya. Kedua,emosi yang disadari (selfconsciousemotion) yaitu empati,cemburu dan kebingungan (1,5-2 tahun); bangga, malu dan bersalah, yang muncul di usia 2,5 tahun. Emosi ini memerlukan kognisi, terutama kesadaran diri. Pada usia 4-5 tahun,anak-anak mulai menunjukkan peningkatan kemampuan merefleksikan emosinya dan perlahan mulai memahami bahwa suatu kejadian yang sama akan dapat menimbulkan emosi yang berbeda untuk orang yang berbeda. Anak-anak pada usia inipun mulai sadar untuk mengatur emosi mereka dalam rangka memenuhi standar sosial (Bruce,Olen,&Jensen,1999 dalam Santrock,2007.

Baca Juga :  Manda, Si Polisi “Gadungan”

Menurut Saarni (2011) keterampilan emosi anak berkembang sejalan dengan perkembangan kognitifnya, sebagai contoh pemahaman anak terhadap emosi orang lainakan meningkat bersamaan dengan interaksinya untuk menyadari pengalaman emosi seseorang,dengan kemampuan seseorang untuk berempati serta dengan kapasitas untuk mengerti penyebab dari emosi dan konsekuensi perilakum ereka.

 

Ciri-ciri emosi

 

Menurut Hurlock (Rosmala, 2005:23), ekspresi emosi anak antara lain:emosi anak bersifat sementara dan cepat berubah.Reaksi kekerasan terhadap situasi yang menimbulkan kesenangan atau ketidaksenangan sangat kuat, emosi sering muncul dan diwujudkan dalam tingkah laku.Misalnya saja menangis,gelisah,gugup,dan sebagainya,reaksi emosi setiap orang berbeda-beda, emosi berubah intensitasnya. Setelah usia tertentu,emosi yang sangat kuat kehilangan kekuatannya.

.

HASIL OBSERVASI

 

Bentuk label emosi anak di PAUD Bina Mitra

Label emosi adalah alat yang sangat berguna untuk membantu anak memahami dan mengelola emosinya. Berdasarkan hasil wawancara bersama pendidik di PAUD Bina Mitra yaitu cara yang pernah digunakan pendidik PAUD Bina Mitra untuk mengenalkan emosi kepada anak adalah : pendidik memilih emosi yang ingin di kenalkan kepada anak dalam bentuk label. Misalnya, pendidik bisa memilih emosi seperti senang, sedih, marah,cinta, rasa takut, dan lainnya. Buat Kartu Label dengan menggunakan kertas berwarna atau karton yang berwarna sesuai dengan emosi yang dipilih. Misalnya, untuk emosi senang, pendidik menggunakan karton berwarna cerah. Tulis nama emosi yang dipilih dikartu label.Pastikan tulisan jelas dan mudah dibaca oleh anak.Tambahkan gambar atau ilustrasi yang mewakili emosi tersebut.

 

Gambar atau ilustrasi ini harus mencerminkan emosi yang sesuai dengan nama yang ditulis. Di bawah gambar atau ilustrasi, tambahkan deskripsi singkat tentang emosi tersebut. Deskripsi ini harus mudah dipahami oleh anak.Setelah label emosi dibuat,latihan anak untuk menggunakan label tersebut. Misalnya,jika anak merasa senang,mereka bisa menunjukkan label senang dan menjelaskan mengapa mereka merasa senang.Setelah anak menggunakan label emosi, diskusikan dengan mereka tentang apa yang mereka rasakan dan bagaimana mereka bisa mengelola emosi tersebut.
Papalia (2001), anak-anak pada usia 4-5 tahun mulai mampu memahami emosi mereka namun mereka masih perlu banyak belajar terutama tentang penghayatan emosi,penamaan emosi yang dirasakan, bagaimana mengekspresikan emosi diri sendiri dan juga orang orang lain. Kemampuan mereka untuk mengembangkan emosi ini akan sangat membantu mereka dalam kehidupan sosialnya kelak. Sehingga, perlunya pendampingan dari guru ataupun orang tua mengenai pembelajaran emosi bagi anak usia prasekolah agar mereka mencapai keterampilan emosi yang dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka kelak.Label emosi bisa sangat membantu anak-anak PAUD Bina Mitra dalam mengungkapkan perasaan mereka.Manfaat yang diperoleh anak PAUD Bina Mitra setelah mengenal label emosi yaitu :dengan label emosi, anak-anak belajar mengenali dan memahami emosi mereka sendiri. Mereka juga belajar bahwa orang lain memiliki perasaan yang berbeda.Label emosi membantu anak-anak mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang lebih efektif. Mereka belajar untuk menggambarkan emosi mereka dengan kata-kata, yang dapat membantu orang lain memahami apa yang mereka rasakan.Anak-anak sering kali merasa frustrasi ketika mereka tidak dapat mengungkapkan apa yang mereka rasakan.

Baca Juga :  Minazzulumati Ilannur_ Habis Gelap Menuju Cahaya Peran Kartini Sebagai Pahlawan Perempuan

Dengan memahami emosi mereka dan mengungkapkan emosinya,mereka dapat merasa lebih tenang dan terkontrol.Emosi mempengaruhi cara anak berpikir dan bertindak. Dengan memahami emosi, anak-anak dapat membuat keputusan yang lebih baik. Dengan memahami emosi mereka sendiri,anak-anak juga belajar untuk memahami emosi orang lain. Ini dapat membantu mereka menjadi lebih empatik dan peduli terhadap orang lain.

 

Pengalaman Belajar Emosi di PAUD Bina Mitra

 

Berdasarkan hasil wawancara bersama pendidik PAUD Bina Mitra di bawah ini adalah contoh kegiatan pengenalan emosi yang termasuk dalam pengalaman pembelajaran di PAUD Bina Mitra adalah pendidik menggunakan berbagai kegiatan dan bahan ajar untuk membantu anak-anak mengidentifikasi dan memahami emosi yang berbeda. Misalnya, mereka dapat menggunakan buku cerita, boneka, atau permainan peran untuk menunjukkan emosi seperti bahagia, sedih, marah, atau takut. Anak-anak diajarkan cara yang tepat untuk mengekspresikan emosi mereka. Misalnya, mereka dapat diajarkan untuk menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan perasaan mereka, bukan tindakan fisik.Anak-anak juga diajarkan strategi untuk mengelola emosi mereka.Misalnya, mereka dapat belajar teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam-dalam, untuk membantu mereka meredakan perasaan marah atau tegang.Anak-anak belajar bagaimana emosi mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain.Misalnya,mereka dapat belajar bahwa berbagi dan bermain dengan baik dengan orang lain dapat membuat orang lain merasa bahagia.Pendidik membantu anak-anak menghubungkan emosi mereka dengan pengalaman mereka.Misalnya,mereka dapat membantu anak-anak memahami bahwa mereka mungkin merasa sedih ketika mereka jatuh dan terluka, atau merasa bahagia ketika mereka bermain dengan teman.

 

Bahasa emosi anak di PAUD Bina Mitra

 

Bahasa emosi anak adalah cara anak-anak mengungkapkan dan mengkomunikasikan perasaan mereka.Anak-anak seringkali belum memiliki kemampuan verbal yang sepenuhnya berkembang, sehingga mereka menggunakan bahasa emosi untuk menyampaikan perasaan mereka. Berikut ini adalah beberapa contoh bahasa emosi yang sering muncul oleh anak-anak di PAUD Bina Mitra adalah anak-anak sering mengekspresikan emosi melalui ekspresi wajah mereka.Misalnya,mereka mungkin tersenyum ketika bahagia, menangis ketika sedih, atau membuat wajah marah ketika marah. Anak-anak juga menggunakan gerakan tubuh untuk menunjukkan emosi mereka. Misalnya,mereka mungkin melompat-lompat ketika senang, menggelengkan kepala ketika tidak setuju,atau mengepalkan tangan ketika marah.Anak-anak menggunakan suara untuk mengungkapkan emosi mereka. Misalnya, mereka mungkin tertawa ketika gembira, menangis ketika sedih, atau berteriak ketika marah. Anak-anakjuga menggunakan bahasa tubuh untuk mengungkapkan emosi mereka. Misalnya, mereka mungkin merangkul atau memeluk orang yang mereka sayangi ketika bahagia,atau menarik diri dan menutup diri ketika sedih atau marah. Meskipun anak-anak mungkin belum memiliki kosa kata yang luas, mereka dapat menggunakan kata-kata sederhana untuk mengungkapkan emosi mereka. Misalnya, mereka mungkin mengatakan “senang”atau”sedih” untuk menggambarkan perasaan mereka.
Emosi anak di PAUD Bina Mitra

 

Berdasarkan hasil observasi di PAUD Bina Mitra pada tanggal 30 Mei 2024 anak-anak bermain dan belajar sesuai dengan keingginannya dan bersosialisasi bersama temannya.Selama proses belajar mengajar di PAUD Bina Mitra, anak dapat menunjukkan ekspresi emosi yang beragam. Di bawah ini adalah contoh ekspresi emosi yang muncul pada anak ketika bermain dan belajar pada tanggal 30 Mei 2024 adalah :Seorang anak yang bernama Akbar mempunyai mainan kesukaannya tetapi tidak ingin meminjamkan dan membagikan kepada temannya yang bernama Aqila, dengan ekspresi wajah cemberut dan marah Akbar berkata kepada Aqila “ jangan, ini mainan aku, aku yang duluan ambil, kamu cari yang lain saja. Karena Akbar berkata dengan nada yang agak tinggi lalu Aqila menangis dan memeluk guru, Guru mengambil inisiatif untuk mengajarkan anak tentang nilai berbagi yaitu Guru menjelaskan mengapa berbagi itu penting dan bagaimana hal itu dapat membuat teman bahagia.Selain itu,guru juga menanamkan nilai saling menghormati dengan mengajarkan anak mengucapkan“terima kasih” dan “tolong” saat berinteraksi dengan teman. Dengan cara ini anak belajar lebih ramah,peduli,dan memahami pentingnya berbagi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga :  Pentingnya Peran Masyarakat dalam Penanganan Stroke

Selain ekspresi wajah cemberut, marah dan menangis, masih ada contoh emosi yang terjadi di lingkungan PAUD Bina Mitra pada hari dilakukan observasi yaitu seorang anak yang bernama Azzam mengambil mainan Fadel tanpa izin sehinga Faedel marah dan kecewa. Azzam sangat senang sekali karena medapatkan mainan yang ia suka itu,walaupun ia mendapatkan mainan itu dengan cara yang tidak baik.Guru juga menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan anak pentingnya kejujuran dan mengapa peting untuk minta izin dulu kepada teman. Guru juga menjelaskan pentingnya untuk menjaga kebersihan dan mengembalikan barang-barang yang bukan milik Kita.Dengan mengajari anak anak tentang pentingnya kejujuran, maka mereka belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya. Guru juga membantu anak anak agar memahami akibat dari perilaku tidak jujur dan bagaimana perilaku jujur dapat membangun kepercayaan dan hubungan baik dengan teman sebaya.

Bermain meyusun Lego adalah mainan kesukaan Defran, sedang asyik bermain tiba tiba Fadel merebut dan memukul Defran sehingga membuat Defran menangis.Disaat seperti itulah guru menjelaskan untuk tidak boleh memukul teman karena akan membuat teman kesakitan dan anak harus bersikap baik terhadap orang lain. Disaat anak-anak istirahat dan bermain di luar ruangan ada seorang anak yag bernama Nafasa terjatuh dan menangis.Dari kejauhan ada anak yang menertawakan Nafasa yaitu bernama Azzam.Guru mengajarkan anak untuk menunjukkan empati dengan menghibur dan membantu temannya untuk berdiri. Dengan kejadian ini Guru telah mengajarkan anak pentingnya empati, sehingga mereka akan mampu memahami dan merasakan perasaan orang lain.

Setelah pembelajaran selesai guru megajak anak anak merapikan mainan yang berserakan, ada anak yang mau membersihkan dan merapikan mainan dan ada juga anak yang tidak mau merapikan dan membersihkan.Guru telah mengajarkan anak-anak tentang bekerjasama dalam merapikan dan membersihkan mainan yang berserakan.Guru juga telah mengajarkan kepada anak akan pentingnya kebersihan dan saling membantu dalam sebuah kegiatan dan Guru juga menjelaskan bahwa kita harus saling menghormati orang lain dengan tidak saling mencemooh dalam berteman karena dapat merusak hubungan kita dengan teman. Dengan memperhatikan dan menangani kasus-kasus tersebut, lembaga PAUD Bina Mitra telah dapat memberikan pendidikan yang positif dan memperkuat karakter anak dalam hal pengembangan emosi.

 

Referensi

https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PAUD4103-M1.pdf

 

https://journal.unilak.ac.id/index.php/paud-lectura/article/download/501/368

 

https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/insania/article/view/3951/2383

 

https://ejournal.upi.edu/index.php/familyedu/article/viewFile/5872/4666

 

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/insania/article/view/3951/2383&ved=2ahUKEwi464DNmdqGAxXm4TgGHX3pDPgQFnoECCcQAQ&usg=AOvVaw07d3NKR4QTDVKsl2MI8Dqb

 

Penulis : Nenen Wati

Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest