Dinilai Berhasil Kendalikan Inflasi Daerah, Kota Padang Panjang Terima DIF Rp5,4 M dari Mendagri

More articles

Padang Panjang, Investigasi.news – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian didampingi Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara serahkan Dana Insentif Fiskal (DIF) kepada Penjabat (Pj) Walikota Padang Panjang Sonny Budaya Putra, AP, M.Si di Gedung Sasana Bhakti Kemendagri dalam Rapat Rutin Pengendalian Inflasi, Senin (5/8).

Penyerahan DIF senilai Rp5,4 miliar itu sebagai Penghargaan Kinerja Tahun Berjalan kategori Pengendalian Inflasi Daerah Periode Pertama 2024 bersama 50 provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia. Pemerintah Kota Padang Panjang dinilai berhasil mengendalikan inflasi oleh Pemerintah Pusat.

Di Sumatera Barat, selain Padang Panjang DIF juga diterima Kabupaten Padangpariaman, Kabupaten Tanahdatar dan Kota Payakumbuh.

โ€œAlhamdulillah hari ini kita menerima reward dari Pemerintah Pusat dalam pengendalian inflasi. DIF ini bisa kita manfaatkan untuk program dan kegiatan terkait pengendalian inflasi. Seperti perbaikan irigasi, perbaikan sarana dan prasarana perdagangan, operasi pasar, bantuan bibit dan lainnya,โ€ ujar Sonny.

Disebutkan, Padang Panjang dinilai konsisten melaksanakan enam aksi konkret pengendalian inflasi daerah yang diinstruksikan Mendagri.

Baca Juga :  Wako Padangpanjang Fadly Amran Minta Komitmen Anggota Korpri Dalam Mewujudkan Visi Misi

Diantaranya melaksanakan operasi pasar murah, melaksanakan sidak ke pasar distributor agar tidak menahan barang, kerja sama dengan daerah penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan, gerakan menanam, merealisasikan BTT dan dukungan transportasi dari APBD.

_Kondisi Mulai Pulih_

Sebelumnya, pada High Level Meeting Tingkat Sumbar yang turut dihadiri Gubernur Sumbar, H. Mahyeldi Ansharullah, S.P, Pj Walikota Padang Panjang Sonny Budaya Putra menuturkan kondisi Padang Panjang yang berangsur normal setelah dibukanya akses jalan di Lembah Anai.

โ€œTersambungnya kembali jalan ini perlu dikabarkan secara luas agar kunjungan ke Padang Panjang khususnya dan Sumbar umumnya dapat kembali normal bahkan lebih meningkat,โ€ ujarnya.

Dikatakannya lagi, di Padang Panjang terdapat 20,1 hektare areal sawah dan 11 daerah irigasi terdampak bencana banjir bandang dan lahar dingin. Menurutnya hal Ini perlu sinergi bersama provinsi, melakukan rehabilitasi.

Sementara itu, Gubernur Mahyeldi menjelaskan perihal strategi dan arah kebijakan pengendalian inflasi Sumbar. Diantaranya, mendukung penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang dilaksanakan oleh Bulog di seluruh kabupaten/kota.

Baca Juga :  Sekdako Sonny Hadiri Pelantikan Anggota PPS Untuk Pemilu 2024

Kemudian, memfasilitasi distribusi dan pasokan pangan strategis yang memicu inflasi ke daerah kabupaten/kota yang kekurangan pasokan (defisit) dari daerah surplus. Lalu, memanfaatkan championship cabe merah, bawang merah, Toko Tani Indonesia Center (TTIC) serta bekerja sama dengan asosiasi pedagang.

Kepala perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, Abdul Majid Ikram mengatakan, Sumbar harus memiliki manajemen ekonomi berbasis bencana karena daerah rawan bencana. Bencana alam di Sumbar seringkali berdampak pada peningkatan harga bahan pangan.

Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto mengungkapkan inflasi di Sumbar masih didominasi oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau. Komoditas yang perlu diwaspadai adalah komoditas yang memiliki bobot atau andil besar seperti beras dan cabai merah.

_Harga Relatif Stabil_

Memasuki minggu pertama Agustus 2024, secara umum harga-harga komoditas pangan di Kota Padang Panjang relatif stabil dan berfluktuasi rendah.

Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota, Dr. Winarno, ME saat mengikuti Rapat Pengendalian Inflasi secara virtual, di Ruang VIP Lantai II Balai Kota, Senin (5/8).

Baca Juga :  Wawako Padang Panjang Hadiri Malam Pengantar Purnatugas Wako dan Wawako Payakumbuh

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Padang Panjang, Indeks Perkembangan Harga (IPH) untuk minggu pertama bulan ini adalah -1,07 atau fluktuasi rendah (turun). IPH Padang Panjang ini minus atau turun selama sembilan pekan berturut- turut.

Komoditi utama yang berkontribusi untuk fluktuasi ini adalah cabai merah, bawang merah dan daging ayam. Sebanyak 48 komoditi harganya relatif stabil dan fluktuasi terjadi pada sembilan komoditi, dua mengalami kenaikan harga dan lima mengalami penurunan harga.

Dua komomditi yang naik itu, telur itik naik dari Rp34.000/kg menjadi Rp36.000/kg. Cabai merah naik dari Rp45.500/kg menjadi Rp46.500/kg.

โ€œHarga telur itik dan cabai merah naik dalam batas kewajaran tidak tergolong tinggi dibandingkan minggu lalu. Tidak mempengaruhi daya beli masyarakat,โ€ ujarnya.
Sedangkan daging ayam broiler turun dari Rp27.500/kg menjadi Rp27.167/kg. Cabai hijau turun Rp44.333/kg menjadi Rp41.333/kg. Cabai rawit turun dari Rp55.000/kg menjadi Rp49.167/kg. Bawang merah turun dari Rp28.667/kg menjadi Rp25.834/kg. Jeruk turun dari Rp18.000/kg menjadi Rp15.500/kg. (*)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest