Bangunan Istana Basa Pagaruyung berbentuk gonjong runcing pada bagian atap berbentuk tanduk kerbau.
Gonjong pada Istana Basa Pagaruyung berjumlah 11 buah, terbuat dari berbahan ijuk, dibutuhkan sebanyak 26 ton ijuk saat pembangunan kembali pasca terbakar pada tahun 2007 lalu.
Kenapa terbuat dari ijuk, karena atap Istano Basa Pagaruyung ini berwarna hitam pekat. Inilah salah satu keunikannya ditambah bersarangnya lebah yang berwarna hitam dibawah ijuk juga berwarna hitam warna melambangkan supranatural.
Makna spiritual Islam dari bentuk atap gonjong yang terinspirasi dari hewan kerbau disimbolkan sebagai interaksi kepada Tuhan. Bentuk gonjongnya sebagai interaksi kepada Tuhan di mana bentuk gonjongnya yang selalu mencuat ke atas atau ke langit
Bentuk atapnya juga merupakan simbol dari keselarasan dengan alamnya yang bergunung, berbukit, dan memuncak seperti atap gonjong itu sendiri.
Dalam filosofi Minang terkenal ungkapan, “alam takambang jadikan guru” maksudnya masyarakat belajar dan berguru kepada alam, untuk beradaptasi dan mengolahnya guna kepentingan hidup.
Makna spiritual atap gonjong juga dilihat dari materialnya. Material ijuk yang digunakan pada atap gonjong Istana Basa Pagaruyung diibaratkan sebagai mahkota dalam suatu Rumah Gadang.
Dengan banyak digantinya material ijuk di Rumah Gadang lain saat ini dengan atap seng seolah-olah membuat Rumah Gadang tersebut tak lagi memiliki ‘mahkota’.
Sementara besar dan megahnya skala atau proporsi dari bangunan arsitektur Rumah Gadang Istana Basa Pagaruyung ini dipengaruhi oleh banyaknya jumlah gonjong dengan hiasan ijuknya.
Rumah Gadang Istana Basa Pagaruyung memiliki 11 (sebelas) gonjong yang jauh lebih diagungkan keberadaannya dibandingkan dengan Rumah Gadang warga biasa yang hanya memiliki 4 (empat) gonjong, sehingga lebih dianggap sakral dan monumental, terlebih jumlahnya yang ganjil sesuai dengan bilangan asma (nama) Allah yang ada di Al-Quran dan Hadist.
Pemahaman terhadap Al-Quran ini melekat dalam falsafah ABS-SBK di Minangkabau. ABS-SBK singkatan dari Adat Bersendikan Syarak (agama), Syarak Bersendikan Kitabullah (kitab Allah, Al-Quran).
Sumber :
Literasi Resky Annisa Damayanti, Vanessa Vidia Ardyharini
Dosen dan Mahasiswa Program Studi Desain Interior, FSRD Universitas Trisakti Jakarta.
Oleh : M Nazwira Hidayat