Strategi Pemasaran Produksi Kakao Di Kabupaten Pasaman

More articles

spot_img

Kabupaten Pasaman merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Kabupaten ini terletak di bagian barat daya provinsi Sumatra Barat dan berbatasan langsung dengan provinsi Riau di sebelah timur. Ibu kota kabupaten ini adalah Lubuk Sikaping. Kabupaten Pasaman memiliki luas wilayah sekitar 9.536,15 km² dan jumlah penduduk sekitar 640.000 jiwa (berdasarkan data BPS tahun 2020). Kabupaten Pasaman terdiri dari 16 kecamatan dan 187 nagari. Sektor pertanian dan perkebunan, terutama kakao, menjadi salah satu sektor unggulan di Kabupaten Pasaman.

Kabupaten Pasaman merupakan salah satu penghasil kakao terbesar di provinsi Sumatra Barat. Tanaman kakao banyak dibudidayakan oleh masyarakat di daerah ini karena memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Selain itu, iklim dan kondisi tanah di Kabupaten Pasaman juga sangat mendukung untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Produksi kakao di Kabupaten Pasaman sangatlah penting bagi perekonomian masyarakatnya. Banyak petani dan pelaku usaha yang menggantungkan hidupnya dari hasil budi daya kakao. Oleh karena itu, pemerintah setempat juga gencar mempromosikan dan memberikan dukungan dalam pengembangan sektor kakao di Kabupaten Pasaman, salah satunya melalui program pelatihan dan bantuan peralatan dan benih kakao yang berkualitas.

Tanaman kakao (Theobroma cacao) adalah tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan untuk diambil bijinya yang kemudian diolah menjadi produk kakao seperti cokelat, minuman cokelat, dan bahan baku industri cokelat lainnya. Tanaman kakao tumbuh di daerah tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi dan suhu udara yang hangat, berkisar antara 20-32 derajat Celsius.

Selain itu, tanaman kakao juga memerlukan tanah yang subur dan drainase yang baik. Produksi kakao Indonesia merupakan yang terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.

Tanaman kakao memiliki musim buah tertentu yang dipengaruhi oleh faktor iklim dan lingkungan tempat tumbuhnya. Pada umumnya, tanaman kakao mulai berbuah setelah berusia sekitar 2-3 tahun setelah penanaman. Di Kabupaten Pasaman, masa panen kakao terjadi pada saat musim kemarau, yaitu sekitar bulan Mei hingga Agustus.

Selama masa panen, buah kakao dipetik secara berkala tergantung dari kematangan buah tersebut. Idealnya, buah kakao yang siap panen harus sudah mencapai kematangan penuh agar menghasilkan biji kakao yang berkualitas. Dalam pengelolaan kebun kakao, perawatan tanaman yang baik sangat diperlukan agar produktivitas tanaman tetap optimal. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memberikan pupuk secara teratur dan melakukan pemangkasan pada tanaman yang sudah tua atau rusak. Dengan perawatan yang baik, diharapkan produksi buah kakao dapat meningkat dan masyarakat petani dapat meraih hasil yang lebih baik pula.

Pemasaran adalah faktor penting dalam bisnis kakao dan produk-produk turunannya. Pemasaran yang efektif dapat membantu meningkatkan penjualan dan memperluas pasar untuk produk-produk kakao. Beberapa hal yang dapat diperhatikan dalam pemasaran produk kakao antara lain:
1.Membuat branding yang kuat: Membuat merek dan identitas yang kuat dapat membantu meningkatkan kesadaran konsumen tentang produk kakao. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat logo dan slogan yang mudah diingat dan dikenali.
2.Mempromosikan manfaat kesehatan: Kakao memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti meningkatkan kesehatan jantung dan memperbaiki suasana hati. Mempromosikan manfaat ini dapat membantu menarik konsumen yang peduli dengan kesehatan.
3.Mempertimbangkan segmentasi pasar: Kakao dan produk turunannya dapat menarik berbagai kelompok konsumen, seperti penggemar cokelat, konsumen yang peduli dengan kesehatan, dan konsumen yang mencari alternatif minuman yang sehat. Dalam pemasaran, mempertimbangkan segmentasi pasar dan menyesuaikan strategi pemasaran dapat membantu meningkatkan penjualan.
4.Menggunakan media sosial: Media sosial dapat menjadi alat yang efektif dalam mempromosikan produk kakao. Membuat konten yang menarik dan relevan untuk konsumen dapat membantu meningkatkan kesadaran merek dan memperluas pasar.
5.Melakukan kerjasama dengan pihak lain: Melakukan kerjasama dengan perusahaan atau merek lain dapat membantu meningkatkan eksposur merek dan produk kakao. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan acara bersama atau menjalin kemitraan dengan merek terkenal untuk meningkatkan kesadaran merek.
Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik di area dengan ketinggian antara 0-800 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Namun, sebaiknya tanaman kakao ditanam pada ketinggian antara 200-600 mdpl untuk menghasilkan kualitas buah kakao yang baik. Tanaman kakao juga lebih baik tumbuh di daerah dengan curah hujan sekitar 1.500-2.000 mm per tahun dan suhu rata-rata sekitar 25-28 derajat Celsius. Hasil produksi kakao di Kabupaten Pasaman saat sekarang ini sedang mengalami ketidakstabilan dan kualitas uji kakao yang dihasilkan kurang baik.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan penurunan kualitas biji kakao adalah sebagai berikut:
1.Serangan hama dan penyakit pada tanaman kakao seperti ulat grayak, antraknosa, dan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada biji kakao yang dihasilkan.
2.Kondisi cuaca yang kurang baik seperti musim hujan yang berkepanjangan atau kekeringan dapat mempengaruhi kualitas biji kakao. Pada kondisi cuaca yang buruk, biji kakao rentan terhadap jamur dan mikroba yang dapat merusak biji.
3.Proses pemanenan dan pengolahan yang tidak baik seperti penggunaan alat yang tidak memadai atau kurangnya pengetahuan dalam pengolahan dapat menyebabkan kerusakan pada biji kakao.
4.Umur tanaman yang terlalu tua dapat mengakibatkan kualitas biji kakao menurun. Tanaman yang sudah tua umumnya memproduksi biji yang lebih kecil dan kualitasnya kurang baik.
5.Penggunaan pupuk yang tidak tepat atau penggunaan pestisida yang berlebihan dapat mempengaruhi kualitas biji kakao yang dihasilkan.
6.Keterlambatan dalam panen atau penyimpanan yang tidak tepat dapat mempengaruhi kualitas biji kakao yang dihasilkan.

Dalam memproduksi biji kakao dengan kualitas yang baik, diperlukan pengelolaan yang baik mulai dari persiapan lahan, pemilihan varietas yang tepat, pemilihan bibit yang baik, penggunaan pupuk dan pestisida yang tepat, serta teknik panen dan pengolahan yang baik.

Penulis: Afri Waldi Harman
Jurusan Sastra Daerah Minangkabau Universitas Andalas, Padang.

spot_img

Latest

spot_img