Iklan bank Jatim

Menguatkan Harmonisasi Beragama di MAN 02 Kepahiang : Persefektif Pendidikan Karakter Siswa-Siswi Man 02 Kepahiang

More articles

Investigasi.News- Madrasah Aliyah Negeri 2 Kepahiang adalah salah satu Madrasah yang di negeri tahun 1993 sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 244 tanggal 4 Oktober 1993 Nomor Stambuk Madrasah: 31.1.17.02.005. dalam usia 31 tahun siswa/i Madrasah Aliyah Negeri 2 Kepahiang sudah banyak berbuat dan berprestasi baik itu prestasi akademik dan non-akademik. Minat dan kemampuan siswa/i untuk meningkatkan mutu perlu ditindak lanjuti melalui kegiatan pembelajaran yang efektif, secara berkesinambungan terus berpacu dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan kualitas pelaksanaan pendidikan untuk untuk mengantarkan peserta didik agar mampu mewujudkan diri sebagai karakter hamba Allah yang memiliki kemantapan aqidah, kekhusukan ibadah (spritual Quation), keluasan Iptek (Intelegency Quation), keluhuran akhlak (Emotional Quation) sehingga dapat berprestasi dalam hidup bermasyarakat dalam mengembangkan tugas sebagai khalifah fil ardli yang dapat menjadi rahmatal lil alamin.

 

Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang dikelola secara terstruktur dengan melibatkan komponen-komponen pendidikan seperti manajemen, biaya, sarana dan prasarana, kurikulum, peserta didik, dan pendidik. Madrasah dibangun merupakan sebagai wahana pendidikan formal dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai peserta didik. Budaya sekolah/madrasah merupakan bagian faktor penentu keberhasilan pendidikan. Budaya sekolah/madrasah berkaitan dengan asumsi-asumsi, nilai-nilai, norma, perilaku, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah/madrasah (Maisyaroh, 2016).

Baca Juga :  Daging Sapi Segar di Lubukbasung, Ada Di Sini

 

PERSEFEKTIF PENDIDIKAN KARAKTER SISWA-SISWI MADRASAH

 

Pembudayaan nilai-nilai karakter memang harus dilakukan untuk penguatan agar pendidikan di Indonesia mengalami keseimbangan. Artinya pendidikan tidak hanya mengutamakan pada pengembangan aspek kognitif dari peserta didik saja melainkan menyeimbangkannya dengan aspek afektif dan psikomotik. Penerapan pendidikan karakter yang diterapkan di lembaga pendidikan Islam sangatlah komplit, tidak hanya pada kejujuran saja, akan tetapi juga terkait dengan bagaimana mereka manjadi anak yang selalu terbiasa hidup disiplin, hemat, berfikir kritis, berperilaku qanaah, toleran, peduli terhadap lingkungan, tidak sombong, optimis, terbiasa berperilaku ridha, produktif, dan obyektif. Berbagai penerapan pendidikan karakter di lembaga pendidikan Islam, baik di Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), maupun di Madrasah Aliyah (MA). (Sahlan, 2013).

 

Untuk memulai implementasi budaya dalam perspektif pendidikan karakter dengan melalui pendekatan kultural yang meliputi perilaku siswa dan siswi, tradisi, kebiasaan keseharian dan simbol-simbol budaya dapat dikatakan sejalan dengan rumusan dari visi, misi serta tujuan atau pun dengan upaya dalam membangun budaya yang positif. Perilaku siswa-siswi telah diterapkan nilai-nilai pendidikan karakter yang membudaya akibat pengintegrasian ke dalam setiap aktivitas keseharian dan tradisi siswa-siswi melalui upaya pembiasaan. Selain itu budaya madrasah dalam perspektif pendidikan karakter juga terdapat pada hasil budaya yang menjadi simbol-simbol berupa penataan gedung dan ruangan kelas dan pakaian seragam sekolah. (Jurnal Administrasi, Kebijakan dan Kepemimpinan Pendidikan Vol:3 No.2, Khairul Ihsan Arif & Muh. Ardiansyah, 2022)

Baca Juga :  Mengukur Seberapa Jauh Penerapan Zero Carbon dan Perjanjian Paris

 

LINGKUNGAN DAPAT MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA-SISWI

 

Sebuah lingkungan pasti memiliki keragaman dalam hal budaya, suku dan agama. Keragaman bukan menjadi alasan sebuah perpecahan tetapi justru menjadi sumber kekayaan tergantung bagaimana pengelolaan keragaman tersebut, Budaya sekolah berbasis agama yang diimplementasikan sebagai pembiasaan yang mentradisi mampu menciptakan suasana sekolah menjadi lebih hidup dan dinamis. Setiap sekolah alangkah baiknya jika memiliki budaya berbasis agama dan mengimplementasikannya dalam aktivitas keseharian untuk mewujudkan harmonisasi keragaman dan kerukunan umat beragama. (Jurnal Pendidikan DIDAXEI Vol:3 No.2, I Luh Aqnez Sylvia & Ruliati).

 

Lingkungan Man 02 Kepahiang, sangat mendukung harmonisasi Pendidikan karakter dimana Ketika pagi hari sekitar jam 07.00 Wib, sebelum memulai pelajar sekolah semua siswa dan siswi Man 02 kepahiang diwajibkan melakukan sholat dhuha terlebih dahulu untuk membentuk karakter siswa-siswi sebagai umat agama islam dan kemudian waktu sholat zuhur juga seluruh siswa-siswi diwajibkan sholat berjamaah di mushola sekolah yang dimana setelah sholat zuhur diadakannya khutbah selama 7 menit sebelum masuk kedalam kelas masing-masing. Hal ini menujukan bahwa harmonisasi disekolah dapat mendukung pembentukan karakter dalam hal bertanggungjawab kepada agama islam.

Baca Juga :  Filosofi Gonjong Tanduk Kerbau Istano Pagaruyungย 

 

HARMONISASI PENDIDIKAN KARAKTER

 

Harmonisasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana tercapai keselarasan dan kedamaian tanpa ada perselisihan dan ketidaksepahaman. Sebuah tatanan masyarakat sangat memerlukan sebuah harmonisasi struktur, baik struktur norma maupun struktur lembaga. Dua hal yang menjadi kata kunci adalah faktor Suprastruktur dan Infrastruktur. Harmonisasi merupakan upaya mencari keselarasan, dengan adanya upaya yang memungkinkan masyarakat menjalin hubungan secara hamonis akan memudahkan masyarakat menjalin kerja sama yang baik dalam lingkungan masyarakat yang memiliki berbagai perbedaan secara kultur, dalam perbedaan tersebut banyak hal yang dapat terjadi, sehingga perlunya saling menjaga atau mempererat hubungan individu satu dengan yang lainnya. (Jurnal Network Media Vol:3 No.1, Kiki Aprina & Erni Suryani, 2020)

 

Jadi harmonisasi dalam pembentukan Pendidikan karakter siswa-siswi Man 02 Kepahiang, harus melibatkan semua komponen (stakeholders) termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran serta penilaian, kualitas dalam hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan tatanan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ekstrakulikuler, pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga madrasah dan yang terpenting lingkungan madrasah itu.

Penulis : (Nabila Khairunnisa, D2E024021)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest