Oleh : dr. Safina Firdaus
Stroke ialah adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak yang menyebabkan penurunan fungsi otak baik lokal maupun seluruh tubuh yang berkembang dengan cepat dan berlangsung 24 jam atau lebih. Hal ini menyebabkan sel saraf di otak tidak dapat mendapatkan pasokan darah dan mati. Semakin banyak sel saraf yang mati maka gangguan saraf yang muncul secara tiba-tiba semakin parah. Sel saraf yang sudah mati tidak dapat ber-regenerasi, namun sel saraf yang “sekarat” dapat diselamatkan dengan pemberian terapi sesegera mugkin. Setiap satu menit kehilangan pasokan darah pada kasus stroke dapat terjadi kematian sel saraf hingga 1,9 juta, 13,8 juta sinaps yang setara dengan penuaan normal selama 3,6 tahun. Sehingga muncul istilah Time is Brain yang menekankan bahwa waktu mulai timbulnya gejala stroke hingga pengobatan memiliki dampak yang sangat besar terhadap outcome stroke.
Pada tahun 2019, stroke merupakan penyebab ke-2 terbanyak kematian di dunia, dan menyebabkan disabilitas terbanyak yang dapat menurunkan produktivitas penderita sehingga hal ini perlu dikaji lebih dalam terutama pada negara berkembang dengan populasi yang tinggi. Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2018, prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 7 : 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 10,9 : 1000 penduduk pada tahun 2018. Hal ini tentunya memerlukan perhatian dari berbagai pihak, tidak hanya dari pemerintah dan tenaga kesehatan, akan tetapi terutama oleh masyarakat.
Faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke antara lain penyakit tekanan darah tinggi (Hipertensi), kencing manis (Diabetes Melitus), kolesterol tinggi, gangguan irama jantung, obesitas, kebiasaan merokok, makan tidak sehat, konsumsi alkohol, usia (seiring pertambahan usia), dan jenis kelamin (pria>wanita). Beberapa faktor risiko diatas dapat dimodifikasi dengan menerapkan gerakan mayarakat hidup sehat seperti olahraga, perbanyak konsumsi sayur dna buah, tidak merokok, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Selain dengan merubah pola hidup menjadi lebih sehat, kesadaran masyarakat akan tanda awal stroke sangat menentukan keberhasilan terapi dan perbaikan kondisis kedepannya. Gejala yang paling khas ialah adanya gangguan aktifitas/kondisi tubuh secara tiba-tiba/ mendadak, antara lain :
1. Senyum tidak simetris/mencong ke salah satu sisi, tersedak, sulit menelan air
2. Gerak separuh anggota badan melemah
3. BicaRa pelo/tidak dapat bicara/tidak memahami perkataan/bicara tidak nyambung
4. Kebas/baal/kesemutan separuh badan
5. Rabun pengelihatan pada 1 mata
6. Sakit kepala hebat yang tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan keseimbangan (pusing berputar, tangan kaki gemetar/ jalan sempoyongan)
Ke 6 gelaja tersebut dapat di singkat menjadi “SeGeRa Ke RS” yang mempermudah pemahaman jika menemukan gejala tersebut segera di bawa ke rumah sakit. Terapi stroke memiliki hasil yang optimal jika diberikan kurang dari 4,5 jam sejak muncul keluhan.
Stroke merupakan keadaan darurat medis yang memerlukan perhatian segera. Dengan meningkatkan kesadaran tentang gejala stroke dan pentingnya intervensi tepat waktu, kita dapat memberdayakan individu untuk bertindak cepat dan berpotensi menyelamatkan nyawa. Ingat CEPAT, dan jangan ragu untuk meminta bantuan jika anda atau seseorang yang anda kenal mengalami gejala stroke.
Referensi
1. Kemenkes. 2023. Kenali stroke dan penyebabnya. Diakses dari www.ayosehat.kemkes.go.id/kenali-stroke-dan-penyebabnya (http://ayosehat.kemkes.go.id/kenali-stroke-dan-penyebabnya)
2. Kemenkes.2017. GERMAS-Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Diakses dari https://ayosehat.kemkes.go.id/germas
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Begini Cara Mengenali Gejala Stroke. Diakses dari www.kemkes.go.id/eng/rilis-kesehatan/begini-caramengenali-gejala-stroke (http://www.kemkes.go.id/eng/rilis-kesehatan/begini-cara-mengenali-gejala-stroke)
4. Kementerian Kesehatan RI. 2019. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI .
5. Von Kummer, R. 2019. Time Is Brain: Fact or Fiction. Stroke, 50(3), 552-553.
6. World Health Organization. 2020. The Top 10 Causes Death. Diakses dari www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/the-top-10-causes-of-death (http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/the-top-10-causes-of-death)