Di Pondok Pesantren Alquran Darul Inqilabi Lubukbasung (PADI Lubas), hari-hari para santri dipenuhi dengan berbagai kegiatan ibadah dan pengabdian yang intensif. Fokus utama pendidikan di pondok ini adalah membentuk karakter yang kuat dan disiplin dalam menjalankan ajaran agama, sembari tetap menjaga kebersamaan dan toleransi antar sesama santri. Meskipun rutinitas mereka padat, setiap santri menunjukkan semangat dan karakter yang unik. Inilah yang membuat kehidupan di pondok menjadi begitu dinamis dan penuh warna.
Kebersamaan dan Kepedulian yang Ditanamkan Sejak Dini
Salah satu nilai yang sangat ditekankan di PADI Lubas adalah kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama. Santri diajarkan untuk tidak membedakan siapa yang memiliki uang lebih atau kurang. Prinsip ini diterapkan dalam setiap aspek kehidupan di pondok, termasuk dalam kebiasaan makan. “Jangan pernah makan sendiri di dekat teman,” adalah salah satu aturan yang selalu diingatkan kepada para santri. Mereka diajarkan untuk selalu berbagi dan saling mendukung satu sama lain, menciptakan ikatan yang kuat di antara mereka.
Toleransi dan kebersamaan ini bukan hanya slogan, tetapi diwujudkan dalam tindakan sehari-hari. Setiap hari, santri diberikan arahan dan nasihat agar mereka bisa menjalani kehidupan di pondok dengan sebaik-baiknya. Alhamdulillah, berkat arahan yang konsisten ini, para santri dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam diri mereka, sehingga kehidupan di pondok berjalan harmonis dan penuh dengan semangat kebersamaan.
Nasihat dan Pembinaan Karakter yang Konsisten
“Berjalanlah di jalan yang lurus, dan jadilah contoh yang baik bagi teman-teman di sekelilingmu,” adalah nasihat yang hampir setiap hari disampaikan kepada para santri. Membentuk karakter yang baik bukanlah proses yang instan, tetapi membutuhkan waktu dan kesabaran. Di Pondok PADI Lubas, para santri secara perlahan-lahan mulai memahami dan menerapkan nasihat-nasihat tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Setiap satu atau dua minggu sekali , saya khususkan mengadakan pertemuan dengan para santri untuk menanyakan dan membahas kondisi keuangan mereka. Pada kesempatan ini, saya mengingatkan mereka untuk tidak hidup berlebihan dan selalu berhemat. Salah satu prinsip yang ditekankan adalah jangan pernah jajan di dekat teman jika tidak siap untuk berbagi. Ini adalah bagian dari pendidikan karakter yang bertujuan untuk mengajarkan mereka tentang pentingnya empati dan kepedulian terhadap orang lain.
Pengawasan Ketat untuk Membangun Karakter Mandiri
Saya selalu mengamati tindak-tanduk para santri, mulai dari dini hari hingga malam. Dari pengamatan ini, saya bisa mengetahui siapa di antara mereka yang hemat dan siapa yang cenderung boros. Ada satu kejadian yang sangat berkesan bagi saya. Selama hampir satu minggu, saya melihat seorang santri yang tidak pernah jajan, tidak pernah mengeluh, selalu tersenyum dan gembira , dan sangat rajin beribadah. Ketika saya bertanya kepadanya, dia mengungkapkan bahwa uang jajannya sudah habis 15 hari yang lalu dan dia memilih untuk tidak memberitahu orang tuanya karena tidak ingin menyusahkan mereka.
Saya sangat terharu dengan jawabannya. Ketika saya tanya kebutuhan di pondok seperti sabun kain atau sabun mandi di jawab masih ada ,dan saya sering juga kalau anak-anak itu belum ada datang kiriman diberi uang jajan karena saya sangat terasa sebaya mereka tak punya uang jajan , malam itu saya menawarkan uang untuk jajan, awalnya dia menolak dengan sopan, tetapi setelah saya mendesak, akhirnya dia menerimanya dengan penuh rasa syukur dan berkali-kali mengucapkan terima kasih. Ini adalah salah satu contoh bagaimana pendidikan di PADI Lubas berhasil membentuk karakter santri yang mandiri, penuh rasa syukur, dan tidak ingin membebani orang tua mereka.
Pendidikan Adab dan Sikap Sehari-hari
Di asrama PADI Lubas, pendidikan tidak hanya fokus pada aspek akademis dan ibadah, tetapi juga pada adab dan sikap sehari-hari. Saya memperlakukan para santri seperti anak sendiri, dengan harapan mereka juga dapat memperlakukan orang lain dengan adab yang baik. Kami selalu mengajarkan mereka untuk bersikap sopan dan penuh hormat, baik kepada sesama santri maupun kepada guru-guru mereka. Harapannya, ketika mereka pulang ke rumah, mereka dapat menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah keluarga mereka.
Sebagai santri, mereka diajarkan untuk menjadi seperti pohon rindang yang memberikan manfaat bagi banyak orang. Kami selalu menekankan pentingnya bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah. Santri yang dititipkan oleh orang tuanya di pondok ini adalah anak-anak pilihan, dan ini adalah sesuatu yang perlu mereka syukuri setiap hari. Hidup adalah anugerah yang harus dijalani dengan penuh rasa syukur.
Persiapan Menjadi Generasi yang Soleh dan Mandiri
Ketika para santri diantar ke Pondok PADI Lubas, itu adalah tanda bahwa mereka telah siap untuk menjalani kehidupan yang disiplin dan penuh pengabdian. Mereka diajarkan untuk bangun pagi pada pukul 03.00, mandi, melaksanakan shalat Taubat, shalat Hajat, berdoa, shalat Tahajud, shalat Witir, ta’lim, dan shalat Subuh berjamaah. Setelah itu, mereka melanjutkan dengan zikir pagi. Ini adalah rutinitas harian yang harus mereka jalani dengan disiplin, Senin dan Kamis Puasa ini sebagai bagian dari persiapan mereka untuk menjadi generasi yang soleh dan mandiri.
Semua ini adalah wujud dari doa dan harapan orang tua yang dititipkan kepada kami dan pimpinan pusat beserta Tim dan guru-guru di Pondok PADI Lubas. Alhamdulillah, dengan izin Allah, perlahan-lahan doa-doa tersebut mulai terwujud. Semoga para santri di Pondok PADI Lubas selalu diberkahi oleh Allah dan dapat menjadi generasi yang soleh, beradab, dan bermanfaat bagi masyarakat. Aamiin.