Malut, Investigasi.news– Dugaan pelecehan seksual dalam bentuk tindakan maupun verbal diduga menimpa sejumlah pekerja perempuan (karyawati-red) yang bekerja pada PT. Sampoerna Kayoe di desa Falabisahaya, Kecamatan Mangoli Utara, Kab. Kepulauan Sula Maluku Utara.
Rata-rata dari mereka yang menjadi korban pelecehan tersebut enggan melaporkan prilaku yang tidak patut tersebut lantaran takut kehilangan pekerjaannya, pasalnya ’si pelaku’ kebanyakan orang yang punya jabatan (Bos-red) di perusahaan tempat mereka bekerja (PT. Sampoerna Kayoe), bukan hanya pelecahan bahkan intimidasi sering didapatkan para pekerja.
Dari sumber terpercaya media ini, sedikitnya ada 3 karyawati PT. Sampoerna Kayoe yang mengalami tindakan pelecehan seksual dan intimidasi.
“Intimidasi dan Pelecehan menjadi jalan terjal yang harus mereka hadapi demi mempertahankan pekerjaan, padahal niat mereka datang ke perusahaan ini untuk bekerja, bukan untuk menjual diri, tapi para atasan mereka memandang rendah sehingga seenaknya melecehkan dan melakukan intimidasi”, ungkap sumber Investigasi (2/2).
Ketika disentil bentuk pelecehan yang dilakukan, sumber kami tadi menjelaskan, mulai dari ajakan datang ke mess perusahaan tempat para atasan (si Bos-red) tinggal, sampai kepada menyentuh bagian tubuh terlarang para karyawati.
”Karena kebanyakan pelaku adalah head (punya jabatan) sehingga korban enggan melaporkan, misalnya saja (maaf) saya samarkan: Pak Hi. A atasan mereka asal daerah Sulawesi, atau Pak S yang nyata mengajak salah satu karyawati untuk datang ke mess setelah sebelumnya melontarkan kalimat yang mengarah ke asusila”, ujar sumber media ini.
Masih menurut sumber kami tadi, yang ia ketahui sedikitnya ada 3 karyawati yang mengalami berbagai bentuk pelecehan seksual dan intimidasi, namun demikian Ia percaya masih banyak korban lainnya yang memilih tutup mulut.
Sementara itu sampai berita ini ditayangkan, awak media kami masih berupaya mengkonfirmasi pihak perusahaan PT. Sampoerna Kayoe untuk dimintai tanggapannya.
(RL)