Agam, Investigasi.news – Tradisi malamang menjelang bulan puasa masih dilaksanakan sampai saat ini di Kecamatan Lubuk Basung.
Tokoh masyarakat Lubuk Basung, Sutan Rajo Mudo mengatakan, tradisi malamang masih eksis di Kecamatan Lubuk Basung dalam menyambut Ramadan.
“Apalagi menjelang Ramadan banyak warga yang berbondong-bondong mencari buluh bambu yang merupakan media untuk memasak lemang,” kata Sutan Rajo Mudo beberapa waktu lalu.
Dikatakannya, dalam bahasa Minang, lemang disebut lamang. Sehingga kebiasaan bikin lemang dikenal juga dengan Malamang.
Dijelaskan, masyarakat Minang biasa membuat lemang, yaitu makanan dari beras ketan yang dimasukkan dalam buluh bambu beralas daun pisang.
“Tradisi turun temurun ini, biasanya dibuat saat menyambut hari-hari besar, termasuk Bulan Suci Ramadan,” katanya.
Malamang merupakan tradisi turun temurun masyarakat Minang sejak dulu.
“Kebiasaan membuat makanan kaya gizi ini sering dilakukan saat acara-acara penting, seperti lebaran, Maulid Nabi, pengangkatan penghulu adat dan acara besar lainnya,” sebutnya.
Lamang terbuat dari beras ketan yang dimasukkan dalam buluh bambu. Buluh-buluh bambu itu dialasi dengan daun pisang.
Beras ketan kemudian disiram dengan santan kelapa yang telah diseduh dengan garam. Bambu kemudian dipanggang dengan perapian yang menggunakan kayu bakar atau sabut kelapa. Amc