Dharmasraya, Investigasi.news โ Maraknya aksi terorisme dan sikap intoleransi di Indonesia membawa dampak signifikan pada kehidupan masyarakat. Sayangnya, stigma pelaku terorisme sering kali dikaitkan langsung dengan agama Islam, meskipun ajaran Islam sejati menolak segala bentuk kekerasan.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Dharmasraya menyatakan, Islam mengajarkan kasih sayang, toleransi, dan menjaga hubungan baik antar sesama manusia, terlepas dari perbedaan suku, bangsa, atau agama.
“Dalam Islam, menjaga silaturahmi antar sesama muslim, antar agama, dan antar bangsa adalah keniscayaan. Tidak ada ajaran yang membolehkan menyakiti makhluk Allah, baik fisik maupun perasaan. Bahkan, menginjak martabat orang lain sangat dilarang,” tegasnya.
Ia menambahkan, Islam mengutamakan penghormatan dan toleransi antar manusia, menolak segala bentuk kekerasan, apalagi tindakan seperti bom bunuh diri atau radikalisme.
“Ajaran Islam sangat sempurna dalam hubungan antar manusia. Saling menghormati, saling menyayangi, dan toleransi adalah nilai dasar yang dijunjung tinggi. Sikap intoleran maupun terorisme bertentangan dengan ajaran ini,” paparnya.
Kakankemenag juga menyoroti dampak negatif kebebasan media sosial yang kerap memicu intoleransi dan mengancam kebinekaan Indonesia. Menurutnya, menjaga keutuhan bangsa membutuhkan upaya kolektif untuk memerangi sikap intoleran dan radikalisme.
“Islam melarang keras mencaci, memaki, atau merendahkan sesama manusia. Tindakan seperti itu tidak hanya melukai perasaan tetapi juga merusak nilai keislaman sejati,” tambahnya.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memahami dan menerapkan ajaran Islam dengan benar, serta menolak segala bentuk kekerasan atas nama agama. “Islam adalah agama kasih sayang, bukan kekerasan,” pungkasnya.
Mb