Payakumbuh, investigasi.news — Pemerintah Kota (Pemko) Payakumbuh melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) gelar rapat diseminasi Audi kasus Stunting Kota Payakumbuh tahun 2024 yang berlangsung diaula pertemuan Hotel Mangkuto, Selasa (21/5/2024).
Rapat yang diikuti oleh seluruh OPD teknis terkait, Camat, Lurah, TPPS, penyuluh Keluarga Berencana serta turut hadir dari pihak Provinsi Sumatra Barat, kegiatan dibuka Penjabat Wali Kota Payakumbuh yang diwakili Asisten I Wali Kota bidang Pemerintahan dan Kesra, Dafrul Pasi.
Berdasarkan data dari hasil survei lembaga kesehatan Indonesia, kota Payakumbuh di tahun 2024 mengalami peningkatan angka kasus Stunting sebanyak dua persen, dimana di tahun 2023 kota Payakumbuh yang terindikasi kasus stunting berada di angka 17,8 persen dan di tahun 2024 naik menjadi 19,8 persen.
Dalam sambutannya, Dafrul Pasi yang juga Ketua TPPS Kota Payakumbuh (Tim Percepatan Penurunan Stunting) itu mengatakan jika permasalahan Stunting merupakan permasalahan serius yang harus mendapatkan perhatian semua pihak.
Oleh karenanya, upaya penanganan dan pencegahan Stunting harus dilakukan secara serius dan penuh komitmen daei semua unsur terkait untuk melakukan intervensi secara konvergen dalam melaksanakan program yang telah dirancang.
“Salah satu upaya dalam menurunkan angka pre-valensi angka Stunting ini dengan langkah melalui pendampingan keluarga, yan berlangsung secara simultan dan kontinui mulai dari pendampingan calon pengantin hingga melahirkan pasca usia bayi hingga lima tahun”, ungkap Dafrul.
Setelah dilakukannya pendamping terhadap keluarga ini, Dafrul berharap semua faktor penyebab indikasi terjadinya Stunting dapat diidentifikasi semenjak dini dan dapat diambil langkah dalam upaya untuk mengurangi penyebab faktor dan resiko tersebut.
Atas dihelatnya rapat diseminasi yang diikuti semua unsur terkait, Dafrul menghimbau kepada semua pihak yang hadir agar dapat melakukan identifikasi lebih awal resiko dari kasus Stunting, dengan menemukan atau mengetahui resiko potensial penyebab langsung dan penyebab tidak langsung terjadinya Stunting pada kelompok sasaran.
“Dan kepada tim yang sudah ditunjuk dalam kegitan diseminasi audit kasus Stunting ini nantinya agar dapat menyampaikan hasil kajian kasus audit Stunting yang merupakan rekomendasi serta intervensi pencegahan yang dibutuhkan sesuai hasil kajian berdasarkan kelompok sasaran yang diaudit,” tandasnya.
Lebih lanjut, Dafrul menekankan kepada semua pihak yang hadir untuk dapat mengikuti kegiatan dengan baik agar dapat menghasilkan dan menguatkan rencana tindak lanjut sesuai rekomendasi atas kasus audit Stunting di kota Payakumbuh berjalan dengan sebaik-baiknya.
Agar dapat berjalan dengan baik dan lancarnya rapat diseminasi audit kasus stunting, DP3AP2KB hadirkan narasumber dari para ahli, yakni dokter anak dan kandungan, psikolog, dan ahli gizi.
Sementara itu, kepala DP3AP2KB Agustion menyampaikan jika diseminasi audit kasus stunting berlangsung untuk mewakili dari kasus-kasus yang tergolong berat daripada indikasi Stunting yang terjadi, dimana dalam kegiatan tersebut DP3AP2KB membawa empat sampel indikasi Stunting, yakni tiga balita dan satu ibu hamil.
“Disini kita akan melihat sampai sejauh mana faktor yang mendominasi dari pengaruh atas kendala penyebab indikasi Stunting ini,” ungkap Agustion.
Terkait dengan mekanisme dalam audit kasus Stunting yang dilakukan, DP3AP2KB meminta data ke setiap Puskesmas terkait data indikasi kasus Stunting yang tergolong berat dan kompleks, dan data dari Puskesmas yang diterima disaring lagi untuk diaudit lagi untuk ditetapkan yang tergolong berat, dan diambil empat sampel yang tergolong berat dan dengan tujun agar para sampel ini nantinya dapat terlepas dari kategori Stunting,” ungkap Agustion.
Dalam penanganan Stunting, Agustion ungkapn jika DP3AP2KB akan fokuskan dalam aspek pencegahan dan preventif.
“Preventif disini kita akan dengan maksimal akan melakukan pendampingan terhadap kelurga yang berisiko terdampak Stunting, dimana pendampingan ini akan difokuskan dari para calon pengantin, ibu hamil, melahirkan, dan balita,” bebernya.
Agar lebih dapat mempermudah dalam pemantauan kendala Stunting di lapangan, sehingga dapat mengetahui kelurahan atau kecamatan mana saja yang terdapat kasus stunting, DP3AP2KB kota Payakumbuh juga memiliki sebuah aplikasi yang berbasis web, yakni SIPENTING (Sistem Informasi Penanganan Stunting).
“Dimana aplikasi SIPENTING ini merupakan sebuah website yang dikembangkan oleh pemerintah kota Payakumbuh dalam penanganan stunting. Setiap data sasaran dan semua intervensi dilaporkan dalam aplikasi ini,” ungkap Agustion.
Dengan didukung SIPENTING ini, Agustion optimis capaian penurunan angka Stunting di kota Payakumbuh dapat berjalan dengan lancar dan lebih cepat serta efisien.
Adapun target dari kegiatan diseminasi audit kasus Stunting tersebut nantinya kota Payakumbuh di akhir tahun 2024 akan mengalami penurunan angka stunting menjadi 14 persen. (Amr)