Mentawai, Investigasi.news – Perkembangan pembagunan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, sudah mulai terlihat perubahan. Khususnya di bidang insfastruktur. Dengan dibukanya akses jalan bandara dan pelabuhan tiga pulau di Mentawai ini akan membawa perubahan yang luar biasa.
Diakhir masa jabatannya, orang nomor satu di Kabupaten Kepulauan Mentawai tersebut masih terus berpikir dan bekerja keras bagaimana strategi untuk Kepulauan Mentawai ini agar lebih maju dan terlepas dari kata tertinggal.
Saat bincang-bincang dengan media ini, kamis (17/03) Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet, menceritakan bagaimana kondisi Mentawai saat ia pertama menjabat sebagai bupati. “Mentawai tidak punya apa-apa, dan belum juga ada apa-apanya”. Ucap bupati. Jadi Semenjak tahun 2012 saya menjabat bupati, saya berpikir keras untuk bisa cepat memajukan, Mentawai ini, apalagi dengan akses dan infrastruktur yang minim di Mentawai”, paparnya.
“Semenjak memulai jadi bupati tahun 2012 sementara itu data yang dimiliki kondisinya belum adanya orientasi. Orientasi ini yang maksutnya Mentawai, mau dibawa kemana atau dengan cara lain seperti mengembangkan Mentawai ini seperti apa ke depannya”.
“Disitu saya berpikir, kata Yudas, Salah satu yang saya usung itu adalah keterbukaan, sementara keterbukaan itu ada dua pengertian yaitu keterbukaan relasi, seperti hubungan kita ke provinsi harus diperbaiki, hubungan kita kepusat juga harus diperbaiki, hubungan kita sesama orang luar harus diperbaiki, keterbukaan seperti itu nantinya yang akan kita capai di Kepulauan Mentawai ini.
Kemudian bupati menambahkan, yang kedua pengertian keterbukaan itu adalah, aksessibilitas bagaimana caranya agar kita gampang pergi ke Sioban, ke Pagai Selatan, ke Siberut, konsep itu yang saya usung”.
“Kenapa itu yang saya pakai sebagai konsepnya karena kita ingin maju menuju pengembangan SDM. Sementara pengembangan SDM itu tidak hanya bicara soal pendidikan, tapi pengembangan SDM itu bicara soal aksessibilitas bicara soal ekonomi, bicara soal persaingan” tegasnya.
“Sementara persaingan sendiri itu supaya terjadi sesuatu dinamika persaingan antara orang dari luar dengan orang lokal. Maka terjadi interaksi budaya, intekrasi nowlist ilmu pengetahuan, itu yang terjadi maka terangkumlah keterbukaan.
Ditambahkan, dengan sudah terbukanya akses di seluruh Kabupaten Mentawai, seperti jalan dari Sarilangai – Kemagonpola, itu biasanya ditempuh dengan berjalan kaki sekarang sudah bisa dilewati dengan kendaraan bermotor dan rentang waktu yang lebih singkat”.
Dengan adanya aksessibilitas di Mentawai kita sudah bangun trans mentawai, trans mentawai itu adalah penghubung antara Pulau Pagai Utara, Sipora, Sikakap, satu jalur konektifitas dari perhubungan. Nah sementara untuk mempercepat antara si Kakap dengan Sipora itu makanya dibangun bandara.
Sementara bandara itu dibuat bukan hanya dipergunakan untuk Sipora, akan tetapi bagaimana supaya bandara itu juga bisa digunakan oleh orang si Kakap dan juga Siberut. Caranya ada alternatif siplain, siplain itu stai di Rohot di angkat ke Utara atau ke si Berut dan terus diangkat ke sikakap.
“Tahun ini kapal ambu-ambu dan gambolo sudah ada jawalnya untuk antar pulau, seperti, kapal dari padang ke Pelabuhan Tuapejat sampai di Mentawai pagi, sekitar jam lima lewat, abis bongkar muat barang kapal tersebut langsung menuju Pelabuan Malepet, sampai Malepet sekitar empat jam, sudah selesai balik lagi ke Dermaga Tuapejat untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju padang” tutup Yudas.
Mebri