Padang–investigasi.news-Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sekaligus aparatur sipil negara (ASN) di Pemprov Sumbar Erman Rahman Berakhir mulai hari Selasa 23 November 2021.
Ia pensiun dini saat memasuki usia 58 tahun, setelah sempat dirawat intensif di rumah sakit dengan kondisi kesehatan yang kritis akibat positif terinfeksi Covid-19.
Meski kini telah sembuh, namun kondisi tubuhnya tidak lagi fit seperti semula. Sementara tugas dan tanggungjawabnya dalam penanganan bencana sangatlah berat.
Di samping bencana nasional non-alam pandemi Covid-19 yang kini masih terjadi, Sumbar juga dihadapkan potensi bencana alam yang bisa terjadi kapan saja. Hal itulah yang menjadi pertimbangan baginya memilih pensiun dini.
Seperti diketahui Erman Rahman telah menjabat Kalaksa BPBD Provinsi Sumbar sejak era kepemimpinan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno bersama Wakil Gubernur Nasrul Abit (alm) hingga berlanjut di bawah kepemimpinan Gubernur Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur Audy Joinaldy.
Kepercayaan penuh yang diberikan pimpinan tersebut dijawab dengan pengabdian dan kerja keras serta tanggungjawab tinggi oleh pejabat eselon II itu. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk penanganan bencana.
Erman Rahman bekerja tidak mengenal waktu. Dari pagi hingga malam, bahkan dini hari. Kemudian, pagi sudah berada di kantor lagi mengurus bencana yang terdiri dari pra-bencana, pasca-bencana dan rehabilitasi bencana. Begitu pula dalam penanganan pandemi Covid-19 saat ini.
Selama memimpin badan yang bertanggungjawab dalam penanganan bencana di seluruh daerah di Sumbar itu, Erman Rahman cukup banyak menuai prestasi, melahirkan terobosan dan membawa kemajuan dalam upaya penanganan bencana sejak mitigasi untuk mengurangi risiko bencana hingga penanganan pascabencana.
Dalam bekerja menangani bencana, juga cukup banyak ujian dan rintangan yang harus dihadapinya. Termasuk dalam penanganan pandemi Covid-19 yang juga merupakan tanggungjawabnya sebagai Tim Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumbar.
Salah satu ujian terberatnya saat dihadapkan pada persoalan dana penanganan Covid-19. Sebagai seorang pamong, Erman Rahman menghadapi kasus tersebut dengan penuh tanggung jawab.
Di saat semua orang menjauh, dirinya tetap tegar. Ia hadapi dan buktikan kepada masyarakat bahwa dirinya tidak bersalah. Ia bersama tim di lembaga yang dipimpinnya mengizinkan penegak hukum memproses sehingga terang benderang.
Erman yakin apa yang BPBD lakukan untuk kepentingan masyarakat dalam kondisi darurat dan sesuai aturan bencana yang berlaku.
Dalam keseharian, Erman Rahman dikenal cukup mudah bergaul dengan siapa pun, baik dengan pimpinan, kepala OPD, awak media, relawan bencana, BPBD kabupaten kota dan pemerintah terutama Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).
Dengan komunikasi yang baik, Erman Rahman mendapat kepercayaan penuh dari Kepala BNPB waktu itu, Doni Monardo. Berkat kepiawaiannya melakukan lobi, daerah ini selalu mendapat perhatian besar dari BNPB dalam upaya mitigasi bencana.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya bantuan yang diberikan BNPB kepada Sumbar dalam penanggulangan bencana. Beberapa kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekon) yang bersumber dari anggaran BNPB dilaksanakan di Sumbar.
“Pak Doni sangat peduli dengan kemanusiaan, apalagi jika bicara kampung halamannya Ranah Minang. Beliau sangat memahami bahwa Sumbar daerah yang sangat rawan bencana, termasuk gempa dan tsunami. Sehingga cepat respons dan selalu tanggap dalam membantu mitigasi hingga rehabilitasi pasca bencana di Sumbar,” ungkap Erman Rahman beberapa waktu lalu.
Di bawah Erman Rahman, BPBD Sumbar berhasil menuntaskannya. Untuk kegiatan rehab-rekon tahun 2020 BNPB di Sumbar yang selesai dilaksanakan yakni, pembangunan jembatan di Sikabu, Kecamatan Lubukalung, Kabupaten Padangpariaman.
Jembatan Kayu Gadang di Sikabu ini pengerjaannya dimulai April 2020 dengan panjang 100 meter dan lebar tujuh meter. Jembatan akses utama menuju Stadion Utama Sumbar itu menggunakan dana hibah dari BNPB.
Kemudian pembangunan pengaman tebing di Puncak Pato Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanahdatar. Pengaman tebing dengan panjang sekitar 500 meter ini sangat penting, mengingat saat intensitas hujan tinggi, sering terjadi longsor yang mengganggu mobilitas dan perekonomian masyarakat. Pada tahun 2017 silam, pernah terjadi longsor tebing puncak Pato yang berada pada dua wilayah yakni Kecamatan Lintau Buo Utara dan Sungayang ini.
Berikutnya, juga ada pengerjaan rekonstruksi Jalan Sumpur Kudus di Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung. Rekonstruksi dilaksanakan di ruas jalan Tamparungo-Sumpur Kudus. Di mana ruas jalan tersebut pernah terputus akibat longsor dan tergerus, sehingga memutus akses penghubung antar-nagari.
Selanjutnya pengerjaan rekonstruksi pembangunan pengamanan sungai untuk mencegah banjir, di tiga titik di Kabupaten Solok. “Tiga titik tersebut yakni, di sungai Batang Indarung, Batang Sapan Kayu Manang dan Batang Kapalokoto,” terangnya.
Rehab-rekon juga tuntas dikerjakan untuk pencegahan abrasi pantai di tiga titik di kawasan pantai di Kota Padang. Pengerjaan pencegahan abrasi di tiga titik kawasan pantai di Kota Padang itu menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB.
Tiga titik yang menjadi perhatian penanganan abrasi tersebut yakni, di kawasan pantai belakang Masjid Al Hakim, Tugu Merpati dan kawasan Pantai Pasia Jambak.
Abrasi pantai di Kota Padang sudah menjadi perhatian BNPB. Karena lokasi yang terdampak abrasi adalah lokasi vital, seperti Masjid Al Hakim yang baru dibangun dari sumbangan warga senilai Rp15 miliar. Kemudian, Tugu Merpati yang menjadi sejumlah pengingat momentum perdamaian. Begitu juga di Pasir Jambak yang berdampak pada masyarakat.
Bantuan Operasional Bencana
Selain bantuan rehab-rekon, berkat tangan dingin Erman Rahman, BNPB juga mengirimkan bantuan berupa kapal speedboat untuk operasional penanganan bencana di laut dan sungai. Begitu juga helikopter yang standby untuk transportasi udara mengangkut korban dan bantuan saat bencana.
Bahkan, helikopter CH-47D Chinook yang langsung didatangkan dari Amerika Serikat ke BNPB itu langsung mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Rabu, 9 September 2020.
Helikopter tersebut dimanfaatkan perdana di Sumbar selama empat hari untuk menyalurkan logistik ke daerah bencana dan alat pelindung diri (APD) untuk penanganan pandemi Covid-19. Belum lagi untuk pendistribusian bantuan-bantuan logistik yang bersifat darurat saat bencana.
“Kalau dalam kondisi darurat, kita harus tetap berupaya melakukan yang terbaik agar risiko bisa diminimalisir dan tidak jatuh korban. Warga terdampak bencana jadi prioritas utama. Pasokan logistik harus cepat didistribusikan bagaimanpun caranya,” ungkapnya di sela kegiatan penanganan bencana beberapa waktu lalu.
Provinsi Tangguh Bencana
Selama menjabat Kalaksa BPBD Provinsi Sumbar, Erman Rahman juga mencanangkan “Menuju Provinsi Sumbar Tangguh Bencana”. Gerakan ini bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan kebencanaan. Pemberian pengetahuan mitigasi bencana, sosialisasi dan pelatihan relawan kebencanaan di daerah, termasuk simulasi bencana.
Dengan memberikan mitigasi bencana, masyarakat akan menjadi tahu dan paham hingga merasa nyaman. Risiko kerusakan dan jatuhnya korban jiwa dapat diminimalisir.
Kemudian, Erman Rahman berhasil melahirkan terobosan dengan menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Paccabencana (Jitu Pasna) hingga Angkatan VII.
Bimtek Jitu Pasna sangat penting dilaksanakan karena dengan potensi bencana yang cukup banyak di Sumbar, dibutuhkan pengkajian kebutuhan pascabencana, agar bisa cepat diketahui apa-apa saja yang dibutuhkan masyarakat di lokasi bencana.
Dengan begitu, maka bisa dilakukan langkah-langkah terbaik dalam penanganannya. Apalagi, masyarakat membutuhkan penanganan cepat dan informasi yang akurat.
Bimtek ini guna memberikan gambaran dalam penghitungan kebutuhan pascabencana. Bimtek diikuti kalangan jurnalis dan kelompok siaga bencana, perangkat nagari, desa dan lurah dari sejumlah kabupaten dan kota di Sumbar.
BPBD Provinsi Sumbar, telah melaksanakan Bimtek Jitu Pasna sejak tahun 2016 lalu dan sudah angkatan ke-47.
Totalitas dan loyalitas yang ditunjukan Erman Rahman dalam penanggulangan bencana, mengantarkan BPBD Provinsi Sumbar meraih penghargaan dari BNPB sebagai salah satu daerah yang berhasil melaksanakan penanggulangan bencana dengan baik.
Penghargaan nasional ketika itu diberikan oleh Kepala BNPB Doni Monardo kepada Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, saat Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 melalui video conference, Rabu, 10 Maret 2021.
Ke depan, BPBD Sumbar menurut Mahyeldi, juga harus menyiapkan tim reaksi cepat (TRC) yang terlatih menghadapi bencana. Termasuk TRC pemadam kebakaran dan di OPD yang juga terkait kebencanaan.
Mahyeldi juga mengingatkan, kelompok masyarakat siaga bencana yang telah terbentuk di tingkat kabupaten dan kota harus diperkuat lagi melalui pelatihan-pelatihan menghadapi bencana.
Penanganan bencana ke depan harus didukung pula dengan peralatan teknologi informasi yang memberikan akses informasi secara cepat kepada masyarakat saat terjadi bencana.
Erman Rahman mengakui, penanganan bencana tidak akan berhasil dilaksanakan dengan cepat, jika hanya dipikul oleh satu instansi BPBD saja.
“Harus melibatkan elemen pentahelix, termasuk tokoh masyarakat dan jurnalis. Baik itu pada kondisi prabencana, tanggap darurat dan pascabencana. Sebab karakter masalahnya berbeda-beda dan memperhatikan aspek kearifan lokal,” ujarnya.
Erman Rahman mengungkapkan, berkat koordinasi dan peran yang baik seluruh OPD di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota, pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi atau pakar dan media massa, penanganan bencana di Sumbar selama ini berhasil dengan baik dan cepat. “Melalui pentahelix selama ini, korban jiwa dan dampak kerusakan yang ditimbulkan bencana dapat diminimalisir dengan baik,” ujarnya.
Dalam karirnya di pemerintahan, Erman Rahman pernah menjadi “pejabat pilihan”. Yakni, ketika menjabat Kepala BPBD Sumbar dengan segudang tugas dan tanggung jawab di masa pandemi Covid-19, dalam waktu bersamaan dipercaya menjadi Penjabat Bupati Tanahdatar saat Pilkada 2020 lalu.
Amanah tersebut didasarkan pada kapasitas, kapabilitas serta pengalamannya di berbagai jenjang karir dan jabatan di Pemprov Sumbar. Dia berhasil menjaga netralitas dan kondusivitas daerah hingga pasangan bupati dan wakil bupati terpilih dilantik.
Tuntas sudah pengabdian Erman Rahman. Semoga kepala BPBD selanjutnya bisa meneruskan kiprah positifnya dalam memitigasi, menangani tanggap darurat dan rehabilitasi pasca bencana secara cepat serta mampu berkoordinasi dengan baik bersama kabupaten dan kota serta pusat dalam menangani persoalan kebencanaan di daerah. Salam Tangguh! (*)