Padang, investigasi.news – Masalah stunting menjadi salah satu prioritas bagi pemerintah, baik pusat maupun daerah, yang harus dituntaskan demi mewujudkan Sumber Daya Manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, perlu dilakukan percepatan penurunan angka stunting.
Hal ini diungkapkan oleh Asisten I Pemerintahan dan Kesra Setdako Padang, Edi Hasymi, dalam rapat koordinasi yang membahas optimalisasi peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di salah satu hotel di Kota Padang, Selasa (5/11/2024).
Edi mengingatkan bahwa berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, angka stunting di Kota Padang mengalami peningkatan dari 19,5 persen di tahun 2022 menjadi 24,2 persen di tahun 2023, dengan kenaikan sebesar 4,7 persen.
“Angka ini sangat berbeda jauh dari data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Kota Padang, di mana pada bulan September 2024, angka stunting sudah turun ke 2,53 persen, atau 1.463 balita stunting,” terang Edi.
Ia menambahkan bahwa penting untuk memastikan semua target sasaran program, yaitu calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, ibu pasca melahirkan, dan anak usia 0-59 bulan, dapat mengakses layanan gizi prioritas secara lengkap dan optimal. Layanan gizi yang diprioritaskan menyasar penyebab langsung (intervensi gizi spesifik) maupun penyebab tidak langsung (intervensi gizi sensitif) dari masalah stunting.
“Dalam mendorong percepatan penurunan stunting, pemerintah pusat memberikan insentif fiskal kepada daerah yang berhasil. Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian adalah tingkat Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) dan cakupan calon pengantin yang mendapatkan pendampingan melalui aplikasi elsimil oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK),” ujarnya.
Edi menekankan perlunya koordinasi yang intensif dan maksimal untuk menurunkan angka stunting.
“Kita perlu meningkatkan jumlah kunjungan ke posyandu, pemeriksaan calon pengantin di puskesmas, serta bimbingan pernikahan di KUA. Pastikan juga calon pengantin mengunduh aplikasi elsimil dan mengisi hasil pemeriksaan kesehatan di puskesmas, sehingga nantinya mereka bisa didampingi oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK),” ungkapnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Eri Sendjaya, menyampaikan bahwa rapat koordinasi ini bertujuan untuk evaluasi dalam rangka penurunan angka stunting.
“Tujuannya adalah untuk mendapatkan target dan visi yang jelas dalam optimalisasi tugas TPPS dalam menurunkan angka stunting,” tutupnya.
Mc Padang