Padang Panjang, investigasi.news — Penjabat (Pj) Wali Kota, Sonny Budaya Putra, A.P, M.Si melepas rombongan Studi Tiru Kelompok Kerja Guru (KKG) Kolaborasi Gugus Melati dan Tandikat ke SD N 19 Pabaki, Kota Bandung, Sabtu (2/12).
Pelepasan yang berlangsung di depan SMA N 2 tersebut, turut dihadiri Ketua DPRD, Mardiansyah, S.Kom, Anggota DPRD, Dr. Novi Hendri, S.E, M.Si Datuak Bagindo Saidi dan Puji Astuti, A.Md, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Nasrul, S.H, M.Si.
Dalam arahannya, Sonny menyambut dan mengapresiasi program KKG yang merupakan wadah kolaborasi antara guru-guru guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Kota Padang Panjang.
“Dengan adanya studi tiru ini, bisa dilakukan sharing bagaimana pelaksanaan pendidikan di Kota Bandung yang dapat diterapkan di Padang Panjang. Sehingga hal ini dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan kita di sini,” ujarnya.
Ditambahkannya, guru yang mengikuti kegiatan ini agar dapat melaksanakan kegiatan dengan baik. Sehingga dapat meraih hasil yang positif yang bisa dibawa pulang.
“Selamat melakukan perjalanan ke Kota Bandung. Kita doakan semoga selamat sampai tujuan dan selamat pula kembali ke ranah Minang. Semoga dengan adanya studi tiru ini dapat memberikan kontribusi yang positif untuk kemajuan dunia pendidikan Padang Panjang,” harapnya.
Hal senada juga disampaikan Mardiansyah. Ia berharap dengan adanya kegiatan ini, para guru bisa mendapatkan ilmu baru yang bisa diimplementasikan di Padang Panjang.
“Semoga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di Padang Panjang. Selamat mengikuti kegiatan. Semoga selamat sampai tujuan dan kembali ke Padang Panjang dengan selamat,” tutupnya.
Ketua KKG Gugus Tandikat, Defi Sarty, S.Pd kepada Kominfo mengungkapkan, studi tiru ini merupakan kegiatan akhir dari kolaborasi KKG antara Gugus Tandikat dan Melati.
“Kolaborasi ini untuk meningkatkan kompetensi guru yang berada di dua gugus ini. Sebelumnya kami melakukan kegiatan bersama dengan mendatangkan narasumber dari luar gugus untuk peningkatan pembelajaran pada Kurikulum Merdeka,” ungkapnya.
Defi menyebutkan dipilihnya SDN 19 Pabaki Bandung sebagai tempat studi tiru dikarenakan sekolah ini merupakan salah satu sekolah penggerak angkatan pertama di Indonesia.
“Seperti yang kita ketahui Kurikulum Merdeka ini baru bagi kami, jadi harus banyak belajar. kami ingin melihat pembelajaran di SD tersebut dan bagaimana implementasi kurikulumnya di sana,” katanya.
Ditambahkannya, studi tiru ini akan berlangsung selama tujuh hari, 2-9 Desember dan diikuti 36 pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di kedua gugus.
“Semoga setelah studi tiru ini, kita dapat menimba ilmu yang bermanfaat bagi pembelajaran di sekolah kami khususnya, dan Padang Panjang umumnya,” ujar Defi. (rifki/kamal)