Padang Panjang, investigasi.news – Wali Kota, H. Fadly Amran BBA Datuak Paduko Malano mengajak pelaku usaha bidang pariwisata bisa memaksimalkan platform digital guna mengembangkan bisnis dan produknya.
Hal tersebut disampaikannya saat membuka kegiatan Pelatihan Digitalisasi Branding Pemasaran dan Penjualan pada Desa Wisata, Homestay, Kuliner, Souvenir, Fotografi, Rabu (12/10), di Auditorium Mifan Water Park.
“Ke depan, digital branding dan digital marketing untuk pemasaran dunia kepariwisataan adalah sebuah keniscayaan. Karena 97% wilayah Indonesia sudah bisa diakses dengan internet,” katanya pada acara yang turut dihadiri Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar), Drs. Maiharman, Kabid Pariwisata, Reynold Oktavian, S.T, MTI dan pejabat terkait lainnya.
Menurutnya, hampir semua orang saat ini mencari informasi, berbelanja barang, memilih tempat berlibur dan berwisata dengan menggunakan platform digital. Pelaku usaha mesti jeli melihat peluang lewat platform digital. Contohnya media sosial.
“Kapan timing, platform yang digunakan,
caption harus informatif. Kalau sebaliknya, bila tidak menarik dan tidak berguna, maka tidak akan dibaca, perlu endorsement untuk kembangkan bisnis ,” ujarnya mengajak menguasai digital marketing.
Lebih lanjut, mentalitas petarung mesti dimiliki pengusaha. Seorang pengusaha mesti memiliki target dan cita-cita.
“Yang membedakan produk kita dengan orang lain adalah, marketing, harga, strategi pemasaran dan branding. Marketing tidak bagus, rasa tidak konsisten jangan harap bisnis kita dilirik orang,” ulasnya.
Sementara itu, Reynold Oktavian dalam laporannya mengatakan, peserta pelatihan berjumlah 40 orang. Biaya pelatihan bersumber dari DAK nonfisik dana lelayanan kepariwisataan tahun anggaran 2022. Adapun kegiatan berlangsung 12-14 Oktober.
Dikatakannya lagi, narasumber dari akademisi, praktisi dan enterprenuer langsung dari pelaku usaha selama dua hari.
“Satu hari berikutnya peserta pelatihan akan dibawa ke Payakumbuh, menggali pengetahuan di daerah itu. Payakumbuh dinilai berhasil mem-branding ulang daerahnya sebagai Kota Rendang. Sebelumnya dikenal sebagai Kota Galamai atau Batiah,” tuturnya. (Km/mc)