Pasaman, Investigasi.news – Setelah sekian lama mati suri, kini berkat Tokoh Muda Barisan Ninik Mamak Nagari Tanjung Beringin Yuli Fernadi ( Mak Katik Samad ) yang menggagas untuk kembali penampilan Kesenian tradisional randai sukses memecahkan suasana dingin di Nagari Tanjung Beringin pada Kamis (14/09) malam.
Apalagi, saat ini intensitas randai sudah tidak seriuh generasi pada era tahuan 80-an. Sehingga tak banyak lagi masyarakat menghidupkan panggung randai di tengah-tengah kampung.
Melihat kondisi tersebut, salah seorang pemuda barisan Ninik Mamak Nagari Tanjung Beringin Yuli Fernadie berinisiatif membuka kembali gelanggang randai di daerahnya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan utama untuk menjaga kelestarian kesenian tradisonal randai agar tetap terjaga dan tidak dilindas oleh perkembangan zaman.
Bermodalkan semangat, Yuli Fernadi bersama grup randai Ranah Minang Sakato mencoba menampilkan kesenian tersebut di kenagarian Tanjung Beringin, Kecamatan Lubuk Sikaping.
“Kita mencoba kembali menyemarakkan tradisional randai ini ditengah riuhnya para pecandu gadget yang telah mendera sebagian besar masyarakat kita khususnya para generasi muda”, kata Yuli Fernadi yang saat ini diberi gelar oleh masyarakat Tanjung Beringin sebagai “Khatik Samad” (Salah satu gelar niniak mamak syarak di Kenagarian Tanjung Beringin).
Sebagai salah seorang niniak mamak, Yuli Fernadie sangat memahami susahnya tradisi randai ini tetap aktif di tengah-tengah masyarakat di era yang serba modern seperti saat sekarang.
Namun, niat tulus dan tekad yang bulat, dia selalu optimis dan akan terus berupaya kedepannya untuk selalu menggelar latihan bersama dengan grup randai yang ada saat ini.
“Kita ingin kedepannya randai ini akan terus menjadi tontonan masyarakat dan generasi muda dan akan menggelarnya minimal sekali dalam sebulan,” katanya.
Menurut Khatik Samaik, dirinya sengaja menghidupkan kembali kesenian tradisional randai ini bertujuan untuk mewadahi aktifitas khususnya para generasi muda agar bisa mengenal tradisi lama yang saat ini mulai redup ditelan era yang serba modern.
“Kita akan berupaya untuk membius para generasi muda agar tahu tradisi randai ini dan tahu cara untuk melestarikannya dikemudian hari,” kata Feri (sapaan sehari-hari).
Sementara itu, Ketua grup randai Ranah Minang Sakato, Pradis Pra Utama mengucapkan terima kasih kepada Yuli Fernadi yang telah memperkenalkan kembali grup randai Ranah Minang Sakato kepada masyarakat.
“Saya atas nama pribadi dan grup randai Ranah Minang Sakato mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada YF Khatik Samaik salah satu Niniak Mamak Tanjuang Beringin ini. Berkat kegigihan beliau, kita bisa kembali memperkenalkan tradisi randai ini di tengah-tengah masyarakat,” katanya.
Dia mengatakan, YF Khatik Samaik yang saat ini menjadi diangkat sebagai dewan pembina grup randai Ranah Minang Sakato memang bertekad untuk mengembalikan jati diri grup randai ditengah-tengah masyarakat.
“Semoga kesenian tradisional randai ini dapat mengembalikan jati diri generasi minang agar dapat mencintai budaya sendiri. Kita berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan setiap pekan,” harapnya.
(Zul)