Padang, Investigasi.news – Kolaborasi dari tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Padang, Sumatera Barat menghasilkan produk batik yang dinamai braja dan digunakan oleh seluruh siswa SMK dan SMA di Sumbar.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi di Padang, Kamis, (6/7), menyebut kolaborasi adalah kunci untuk bisa bangkit dan menghasilkan inovasi seperti Batik Braja yang produksi SMK 2, SMK 4 dan SMK 8 Padang.
“Tiga SMK ini memiliki peran berbeda. SMK 4 Padang membuat desain batik yang akan diproduksi, SMK 8 mencetak dan menjahit produk sementara pemasaran dilakukan oleh SMK 2 Padang. Kolaborasi inilah yang menghasilkan produk Batik Braja,” katanya.
Ia menyebut jika SMK tersebut berjalan sendiri-sendiri, maka tidak akan bisa menghasilkan produk yang memiliki nilai jual yang bagus seperti Batik Braja. Karena itu ia menyarankan SMK yang lain juga menggunakan pola yang sama untuk bisa mengasah kemampuan dan keahlian siswanya dalam bentuk usaha yang sebenarnya, bukan hanya sekadar praktek.
Menurut Mahyeldi, mengasah kemampuan dengan menjalankan usaha dengan menggunakan modal dan memiliki potensi untung atau rugi akan bisa memberikan pengalaman bekerja sesuai target yang diharapkan konsumen bagi siswa. Pengalaman ini tidak didapatkan secara maksimal dalam praktek seperti biasa.
“Tiga sekolah ini bahkan bekerjasama dengan pelaku UMKM seperti CV Novia dan CV Nusatama Wiraboga untuk meningkatkan kemampuan dan mengetahui selera pasar,” katanya.
Sementara itu General Manager (GM) Batik Braja Deta Suhendra mengatakan batik produksi kolaborasi SMK itu pada tahun ini ditargetkan memproduksi 40 ribu picis pakaian batik untuk siswa SMA/SMK dengan motif Minangkabau.
Direktur CV Novia, Novia Ertini yang menjadi mitra dari SMK mengatakan pihaknya berperan untuk membangun potensi industri tekstil dan fashion di Sumbar melalui program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan.
Melalui program tersebut, pihak industri bisa berkolaborasi dengan SMK dalam menyusun kurikulum belajar, magang guru, sertifikasi guru.
Selain itu membangun kelas industri yang berada di ruang lingkup sekolah, menjadi guru tamu dan membantu melengkapi peralatan kelas industri sehingga bisa menyiapkan cikal bakal entrepreneurship dari lulusan SMK. (adpsb)