Padang, investigasi.news
Pendekatan untuk peningkatan kualitas siswa SMA SMK dan pesantren harus dibedakan berdasarkan tujuan pendidikan dari masing-masing sekolah.
“SMA tujuannya adalah ke perguruan tinggi berbeda dengan SMK yang orientasinya adalah dunia kerja, demikian juga dengan pesantren yang memiliki kelebihan di ilmu keagamaan. Jadi pendekatan untuk masing-masing sekolah ini harus dibedakan,” kata Gubernur Sumbar mahyeldi saat mengunjungi SMAN 1 2 x 11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman, Rabu (28/7/2021).
Untuk siswa SMA yang tujuannya adalah perguruan tinggi, kepala sekolah dan guru guru harus benar-benar mempersiapkan kapasitas dan kualitasnya untuk bisa menembus Perguruan Tinggi ternama di Indonesia maupun di luar negeri.
Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan membimbing siswa pada tahun terakhir bahkan bila memungkinkan memasukkannya dalam asrama sehingga kemampuannya bisa di genjot.
Sementara untuk siswa SMK harus benar-benar disiapkan skillnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja sehingga saat lulus bisa terserap 100 persen.
Untuk mempersiapkan itu fasilitas praktek di sekolah harus disiapkan berdasarkan teknologi terbaru. Bagi siswa jurusan mesin harus mampu memperbaiki mesin-mesin terbaru, bukan mesin yang sudah ketinggalan zaman.
Bagi siswa SMK jurusan perhotelan juga harus disiapkan hotel atau penginapan untuk tempat praktek sehingga jebolan nya memiliki kapasitas dan skill yang memadai untuk langsung bekerja di perhotelan.
Hal itu berlaku juga untuk jurusan-jurusan SMK yang lain. Fasilitas praktek tidak boleh tidak ada atau hanya seadanya karena lulusan SMK harus lulusan yang memiliki skill.
Sedangkan untuk pesantren bisa diarahkan untuk menyambung kuliah di luar negeri seperti Timur Tengah atau di Perguruan Tinggi di Indonesia. Jika dibutuhkan Dinas Pendidikan harus memfasilitasi agar diberikan ujian paket A sehingga bisa melanjutkan pendidikan.
Siswa pesantren yang memenuhi syarat juga bisa dipersiapkan untuk menjadi anggota TNI atau Polri sesuai minat dan bakat.
Mahyeldi menegaskan kepemimpinan masa depan tidak bisa datang begitu saja tetapi benar-benar harus dipersiapkan. Momentumnya adalah saat ini ketika generasi muda itu masih di tingkat SMP atau SMA.
“Guru-guru harus memahami bahwa siswa yang diajar nya hari ini, dalam 10 atau 20 tahun ke depan akan menjadi pemimpin pemimpin bangsa. Karena itu mereka harus diberikan perlakuan sebagai calon pemimpin,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Adib Alfikri menyebut secara administrasi SMA/SMK memang berada di bawah kewenangan provinsi namun sekolah berdiri di kabupaten atau kota dan siswanya adalah masyarakat setempat.
Karena itu kepala sekolah tetap harus berkoordinasi dengan kepala daerah Bupati atau Wali kota untuk mensukseskan tujuan pendidikan di sekolah masing-masing.
Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur mendukung penuh upaya Pemprov Sumbar untuk meningkatkan kualitas lulusan SMA/SMK dan pesantren di daerahnya karena anak-anak itulah nanti yang akan menjadi pondasi untuk kemajuan daerah.
Rel/ns