Lagi-lagi, kelalaian ini terjadi. Entah apa yang ada di pikiran semua orang yang bernaung di Dispora Kabupaten Pulau Taliabu. Dari sekian banyak, tak satupun tersentuh dan menghargai simbol Negara Indonesia ini. Ya, mungkin karena hanya secabik kain merah putih yang bertengger disebuah tiang dan tak perlu dispesialkan.
Taliabu, Investigasi.News – Diduga sibuk dengan perayaan hari jadi Kabupaten Pulau Taliabu yang ke-10 yang dirangkaikan dengan berbagai jenis mata lomba dibidang olahraga. Kantor Dinas Pemuda Dan Olah Raga (Dispora) Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara, diduga tidak menghargai salah satu simbol Negara Republik Indonesia yaitu, Bendera Negara Sang Merah Putih.
Pantauan awak media, Bendera merah putih terpantau masih berkibar hingga malam hari, sekira pukul 23:00 wit, di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara (Malut) pada senin (8/05/23).
Tampak terlihat masih dikibarkan hingga malam hari, padahal sesuai aturan setiap hari kerja, bendara seharusnya diturunkan pada pukul 18: 00 Wit.
Terkait Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 tentang, Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Pasal 7 ayat (1) berbunyi, “Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilakukan pada waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam”.
Menurut kejadian tersebut, jelas hal itu bertentangan dengan UU nomor 24 tahun 2009 tentang, Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
Artinya UU sudah mengatur bahwa bendera merah putih tersebut ada batasan waktu pengibaran dan pemasangannya. Memang dalam keadaan tertentu bisa di pasang pada malam hari seperti dibunyikan pada Pasal 7 ayat (2) “Dalam keadaan tertentu pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dapat dilakukan pada malam hari”. Namun, ironisnya di kantor Dinas tersebut, pada malam hari bendara merah putih sebagai lambang Negara itu, belum juga diturunkan.
“Dispora Pulau Taliabu tidak hanya sekali ini melabrak dan tidak menghargai Bendera Negara Republik Indonesia, akan tetapi sudah berulang kali terjadi”, ucap salah seorang masyarakat setempat,
Sebelumnya hal yang sama juga sudah pernah diberitakan media ini.
( Y. Tabaika )