Pj.Bupati Pimpin Larung Kepala Kerbau Di Perairan Laut Jawa Jepara

Jepara, Investigasi.news – Tradisi lomban atau larung kepala kerbau di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, berlangsung meriah, dimulai pukul 07.15 dari TPI Ujungbatu diikuti Ratusan Perahu Nelayan Dan ribuan pengunjung di beberapa titik seperti di pantai Kartini, Pantai Ujungbatu, Pantai Bandengan, pantai Teluk Awur. Sabtu (29/4/2023).

Pelarungan sesaji di Perairan Jepara dipimpin langsung Pj. Bupati Jepara Edy Supriyanta dan didampingi unsur muspida,
Dalam prosesi tersebut, dibuka dengan tari Sernemi yang merupakan tarian tradisional khas masyarakat nelayan.

Sesaji yang berisi kepala kerbau, ingkung (ayam utuh), jajanan pasar, serta kupat (ketupat) dan lepat sebelum dilarung diletakkan di dalam miniatur kapal.

Saat sesaji dilarung di perairan sekitar Pulau Panjang Jepara, sejumlah kapal nelayan berebut mendekat, sehingga sejumlah kapal nelayan hampir bersenggolan dengan kapal lain.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 40 menit, kepala kerbau yang sudah tertata rapi di dalam replika kapal kemudian dilarung ke tengah laut dilepas langsung oleh Pj. Bupati Jepara Edy Supriyanta. Kemudian, para nelayan menceburkan diri ke laut untuk berebut sesaji dan mencari berkah.

Baca Juga :  24 Desa Rintisan Wisata Di Kabupaten Jepara Dipersiapkan Menjadi Desa Wisata

“Alhamdulillah, pelaksanaan larungan kepala kerbau hari ini (29/4) berjalan lancar. Sedikitnya 200 perahu nelayan ikut mengawal pelarungan,” kata Penjabat Bupati Jepara Edi Supriyanta.

Menurut Edy, kita bangga Tradisi Lomban masyarakat nelayan sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ini harus terus dilestarikan dan dikembangkan merupakan kekayaan seni budaya di Jepara.

Berdasarkan cerita, kata Edy, sejarah tradisi larungan bermula dari kisah penyelamatan dua pejabat Kadipaten Jepara yang berlayar ke Karimunjawa pada tahun 1855.

Saat itu, imbuh Edy Supriyanta, perahu yang mereka tumpangi terombang-ambing karena badai. Beruntung, Ki Ronggo Mulyo dan Cik Lanang mengetahui peristiwa tersebut dan keduanya segera memberikan pertolongan.

Dari peristiwa itu, kemudian diselenggarakan syukuran dengan melarung sesajen ke laut dan menjadi acara tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat dengan nama Lomban Kupatan. Selain itu, Lomban Kupatan ini juga memberikan manfaat banyak pihak, karena menjadi salah satu destinasi wisata untuk agenda tahunan.

Baca Juga :  Nilai Perdagangan Ekspor Tahun 2022 Surplus Sebesar 54,46 USD

Sebelum digelar pesta lomban, juga dilakukan ziarah ke makam Cik Lanang di pulau Kelor (Pantai Kartini) serta ke makam Mbah Ronggo, dilanjutkan dengan pelarungan sesaji (kepala kerbau) sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan serta harapan akan rezeki yang baik di masa datang.

Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Jepara Sudiyatno berharap para nelayan dianugerahi hasil laut yang melimpah, termasuk senantiasa diberikan keselamatan saat beraktivitas di laut.

Di tempat yang sama Sekda Jepara Edy Sujatmiko yang ikut serta menghadiri prosesi lomban berpesan, masyarakat dan pelaku wisata jepara diminta saling mengingatkan agar kenyamanan dan keselamatan pengunjung terjaga dengan baik.

“Saya minta masyarakat siap menerima wisatawan dengan ramah. Tapi saya mohon, masyarakat dan nelayan bisa saling ingatkan, jangan sampai membiarkan wisatawan euforia, lalu lupa faktor keselamatan. Misalnya wisata naik perahu tanpa pelampung, naik di atap perahu, dan sebagainya. Harus saling mengingatkan,” kata Edy Sujatmiko.

Baca Juga :  Ribuan Warga Jepara Yang Tersebar Di Berbagai Titik Tumpah Ruah Menyambut Trofi Adipura Kencana

Secara khusus, kesiapan menerima kunjungan wisatawan Pesta Lomban di kabupaten jepara, disampaikan kepada penyedia makanan, minuman, dan jasa wisata.

“Dengan menyajikan keramahan terhadap wisatawan yaitu dengan me⁹njual barang yang sesuai dengan harga yang biasa jangan sampai membuat euforia yaitu harga dinaikkan sehingga nanti menimbulkan kesan yang jelek, termasuk juga masyarakat dan wisatawan menjaga kebersihan kota kita sebagai penerima Adipura Kencana”, harap Edy Sujatmiko.

“Hikmat Larung kepala kerbau sedekah laut sedekah kepada sang pencipta Rasa syukur itulah yang kita nikmati yang kita syukuri sehingga kita selalu kalau apa-apa itu ingat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan jangan dimagnai bahwa ini merupakan kegiatan yang muslrik tapi ini bersyukur kepada Allah dan rasulnya juga tidak dibuang itu pun dimakan oleh masyarakat nelayan”,pungkas Edy Sujatmiko.

(Petrus)

Related Articles

Latest Articles

Iklan Idul Fitri Asarudin La ANe