Malut, Investigasi.news – Calon Bupati dan Wabup dalam kampanye memiliki peran penting untuk memberikan pendidikan politik yang benar kepada masyarakat, terutama saat mendekati waktu pencoblosan. Berikut beberapa cara bagaimana calon bisa melakukannya:
1. Mengkomunikasikan Program Kerja dengan Transparan.
Calon bisa memaparkan program kerja secara jelas dan realistis, dengan fokus pada solusi nyata atas masalah-masalah lokal. Ini membantu masyarakat memahami isu-isu yang relevan dan belajar menilai program dari aspek substansi, bukan sekadar janji.
2. Memberikan Informasi Berdasarkan Data.
Menggunakan data yang valid saat menjelaskan isu atau kebijakan dapat mendidik masyarakat untuk berpikir kritis dan berbasis fakta, bukan hanya berdasarkan asumsi atau emosi. Ini penting agar masyarakat bisa melihat kebijakan mana yang benar-benar masuk akal dan bermanfaat.
3. Menghindari Politik Uang.
Calon yang menghindari praktik politik uang mengajarkan masyarakat untuk memilih berdasarkan visi dan program, bukan imbalan materi. Ini bisa menjadi contoh langsung bahwa nilai suara lebih berharga dari sekadar uang atau barang.
4. Mengadakan Dialog Terbuka dan Diskusi Publik.
Melalui forum dialog dan diskusi, masyarakat dapat bertanya langsung tentang isu-isu yang mereka anggap penting. Dengan begini, masyarakat diajak berpikir kritis dan dilibatkan secara aktif dalam proses politik.
5. Mengedepankan Politik Gagasan dan Visi Jangka Panjang.
Calon yang memprioritaskan gagasan visioner memberikan pandangan yang lebih luas tentang potensi pembangunan jangka panjang. Hal ini membantu masyarakat memahami bahwa pemimpin ideal adalah yang bisa berpikir jauh ke depan dan punya strategi untuk kesejahteraan di masa mendatang.
6. Mendorong Partisipasi dan Keterlibatan dalam Pengawasan.
Calon Bupati dan Wabup bisa mendorong masyarakat untuk ikut mengawasi jalannya kampanye dan proses pemilihan yang jujur. Dengan begitu, masyarakat menjadi bagian aktif dalam politik, bukan sekadar objek, dan ini juga menjadi edukasi tentang pentingnya peran masyarakat dalam menjaga demokrasi.
Pendekatan-pendekatan ini bisa membentuk pola pikir masyarakat yang lebih rasional dan kritis, yang pada akhirnya akan memilih berdasarkan kualitas dan integritas kandidat, bukan sekadar popularitas atau janji manis.