Kota Malang, Investigasi.news – Menjelang akhir tahun, Pemerintah Kota Malang terus berupaya menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan). Salah satu langkah konkret yang diambil adalah menggelar *Gerakan Pangan Murah* (GPM), yang kali ini diadakan di Kantor Kecamatan Lowokwaru, Senin (11/11/2024).
Kadispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariadi, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan GPM ini merupakan bagian dari upaya antisipasi lonjakan kebutuhan pangan menjelang Natal dan Tahun Baru. “Gerakan Pangan Murah yang dilaksanakan selama November dan Desember ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pokok, khususnya menghadapi momen Natal dan Tahun Baru,” ujarnya.
### **Menjawab Tantangan Harga Pangan Akhir Tahun**
Kegiatan GPM diadakan untuk merespons potensi lonjakan harga bahan pokok yang biasanya terjadi di penghujung tahun. Pemerintah Kota Malang menyadari pentingnya menjaga kestabilan harga agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
Menurut Slamet, ini adalah salah satu bentuk nyata perhatian Pemkot Malang terhadap kebutuhan masyarakat. “Kami berkomitmen untuk terus menjaga ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau bagi warga, sebagai bagian dari upaya stabilisasi pasokan dan pengendalian inflasi di Kota Malang,” tambahnya.
### **Fokus pada Stabilitas dan Kualitas Pangan**
Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dispangtan Kota Malang, Elfiatur Roikhah, menekankan bahwa GPM tidak hanya untuk menjaga kestabilan harga, tetapi juga memastikan masyarakat mendapatkan bahan pangan yang berkualitas.
“Gerakan Pangan Murah ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap bahan pokok berkualitas dengan harga yang terjangkau. Produk yang kami sediakan meliputi beras, gula, minyak goreng, telur, jagung, kedelai, dan berbagai kebutuhan pangan lainnya,” jelas Elfiatur.
Ia juga mengungkapkan bahwa hingga November 2024, GPM telah dilaksanakan sebanyak 29 kali dari target 50 kali untuk tahun ini. Menariknya, kegiatan ini tidak menggunakan dana APBD, tetapi dikelola secara mandiri dengan dukungan dari Bank Indonesia (BI) dan Perumda Tugu Tunas.
“Pelaksanaan GPM ini sepenuhnya menggunakan dana mandiri, dengan melibatkan kerja sama bersama Bank Indonesia dan Perumda Tugu Tunas. Tidak ada alokasi dari APBD,” terang Elfiatur.
### **Sinergi dan Kolaborasi untuk Ketahanan Pangan**
Dispangtan Kota Malang juga menggandeng berbagai pihak untuk mendukung keberhasilan GPM. Kolaborasi ini melibatkan Bulog Malang, Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Bank Indonesia, serta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Produk-produk yang ditawarkan dalam GPM mencakup minyak goreng, beras, gula, mie, tepung, dan garam, yang dijual dengan harga lebih rendah dibandingkan harga pasar. Langkah ini dinilai sangat membantu masyarakat, terutama menjelang masa-masa di mana kebutuhan pangan cenderung meningkat.
### **Mendukung Ketahanan dan Pengendalian Inflasi**
Selain memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, GPM juga menjadi bagian dari upaya strategis dalam menjaga inflasi di Kota Malang tetap terkendali. Dengan anggaran yang terbatas, Dispangtan Kota Malang telah berhasil menyelenggarakan GPM secara konsisten sepanjang tahun.
“Ini adalah bentuk tanggung jawab kami untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau, sekaligus menjaga stabilitas ekonomi daerah,” pungkas Slamet.
Kegiatan ini mencerminkan sinergi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan badan usaha daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan. Gerakan ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi solusi bagi tantangan stabilitas harga pangan, terutama saat momen-momen penting seperti Natal dan Tahun Baru.
Guh