Pemkab Malang, investigasi.news – Dikuti oleh 20 peserta dengan jumlah difabel sebanyak 11 orang dan sisanya adalah non difabel. Kepala Disnaker, Drs Yoyok Wardoyo MM menyampaikan, tujuan dari pelatihan ini adalah dalam rangka menekan angka pengangguran. Selain itu juga untuk meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas.
Hal tersebut diungkapkan saat Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang konsisten dalam Upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan bagi para difabel. Kali ini menggelar Pelatihan Literasi Keuangan yang dilaksanakan pada Selasa (7/11) sampai dengan Kamis (9/11) di Savana Hotel and Convention, Kota Malang.
Pelatihan tersebut tidak hanya menyasar para difabel saja. Namun juga non difabel. Hal ini karena animo Masyarakat yang cukup besar, sehingga Disnaker memberikan kesempatan bagi para pengusaha pemula untuk bergabung dalam kegiatan ini. Pasalnya, para peserta diutamakan yang memiliki usaha. Dengan pelatihan ini, diharapkan bisnis mereka semakin moncer.
Lebih lanjut, Kadisnaker menjelaskan, pelatihan ini terinspirasi dari silaturrahmi dengan Komisioner Difabel dengan Pemerintah Kabupaten Malang. Di mana di dalam silaturrahmi peserta ada yang meminta pelatihan bagi difabel dalam bentuk literasi keuangan. Karena keterbatasannya sehingga tidak bisa bekerja di dunia industri. Sehingga bisa mendapatkan kesejahteraan melalui di rumah saja. Maka literasi keuangan ini dilengkapi dengan pelatihan digital marketing.
“Juga narasumber-narasumbernya, motivasi wirausaha dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro. Kami juga menghadirkan Dinas Sosial, perbankan dan kampus untuk memberikan materi,” katanya.
Kegiatan ini, lanjut Kadisnaker, merupakan sinergitas kita dengan Dinas Sosial. Melengkapi apa yang sudah diperbuat oleh Dinas Sosial. Selain itu juga merupakan sebuah bukti dan komitmen bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang ini sangat peduli terhadap dunia inklusi.
Terkait dengan alasan pengambilan tema literasi keuangan untuk kegiatan yang melibatkan penyandang difabel kali ini, Yoyok mengatakan hal itu merupakan usulan dari rekan-rekan penyandang difabel ketika melakukan pertemuan dengan jajaran Pemkab Malang.
Lebih lanjut, Yoyok menyebut bahwa Disnaker Kabupaten Malang terus berupaya mewujudkan kegiatan-kegiatan yang inklusif. Artinya tidak terbatas pada masyarakat umum pencari kerja saja, melainkan juga secara konsisten selalu melibatkan para penyandang difabel.
Sementara itu, Yoyok berharap, para penyandang difabel dan peserta lainnya dapat meningkatkan pemahamannya terkait dengan literasi keuangan serta upaya-upaya untuk mengembangkan usaha. Pasalnya, sebagian besar peserta dari penyandang difabel telah memiliki usaha sendiri.
“Kalau dia tadinya berwirausaha membuka warung kopi, dia bisa menambah income lain melalui literasi keuangan dan digital marketing, bisa menjual produk-produk yang lain melalui konsep reseller,” tutup Yoyok. (guh)