Malut, Investigasi.news – Mungkin bisa dikatakan jika Sampah di Kota Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, sudah tidak mampu lagi dikendalikan, karena dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan berganti, bahkan Tahun ke tahun persoalan Sampah terus dikeluhkan masyarakat warga kota Sanana.
Seperti pada hari ini 30 Maret 2025 atau sehari menjelang hari Raya Idul Fitri 1446 H/2025 M (hari kemenangan), seorang warganet di Kota Sanana memposting di medsos (Facebook) sampah yang berserakan di seputar pasar tradisional Makdahi di desa Fogi, photo ini lantas dibagikan ke berbagai platform media sosial, salah satunya di group WA dengan caption: “Pemandangan Kota Sanana kalau model ini DLH dudu biking apa saja ini e”
“Di Sanana persoalan sampah memang sudah sangat kompleks, sehingga memang diperlukan orang yang betul-betul punya konsep dan blueprint yang jelas untuk mengurai masalah ini, dan ini menjadi tantangan untuk Pemda Sula utamanya Ibu Bupati”, tegas seorang warga kota Sanana (30/3).
Warga tadi menambahkan, jika pejabat sampah (DLHKP-red) hampir tidak berdaya menangani persoalan sampah di kota Sanana, karena faktanya hampir di semua sudut kota itu ada tumpukan sampah dan berserakan.
”Tidak menjadi masalah mau angkut sampah malam, pagi, siang atau sore itu terserah, yang menjadi masalah adalah jika pengangkutan tidak dilakukan setiap hari, atau dilakukan 2-3 hari sekali bahkan sampai berminggu-minggu”, pungkasnya.
Warga Sanana ini memberikan solusi kepada Dinas terkait, jika tidak bisa mengangkut sampah setiap hari, baiknya bekerja sama dengan pihak desa di kecamatan kota Sanana untuk mensosialisasikan waktu pengangkutan sampah, sehingga warga kota Sanana bisa menyesuaikan untuk membuang sampah ke tempat pembuangan sementara.
”Seharusnya kerjasama dengan pemerintah desa, bentuk tim orange di desa kota Sanana, kemudian beri edukasi terkait sampah ke masyarakat kota Sanana, bentuk masyarakat darling/sadar lingkungan, saya pikir itu efektif, tapi saya melihat tidak adanya kemauan dan kemampuan dari pejabat terkait”, tutur warga kota Sanana tadi.
Terakhir warga ini mengaku sedih, jika berjalan di seputaran kota Sanana, Sampah menjadi pemandangan yang lumrah, bukan hanya di pasar tapi di setiap sudut kota, bahkan pada ruang-ruang publik.
“Coba kalo Abang ke belakang taman Wansosa, itu kan ruang terbuka hijau/RTH, fasilitas umum bagi warga kota Sanana, tapi tumpukan sampah di belakang itu, yang dekat odong-odong, itu sampai bau karena lama tidak diangkat, semoga segera ada pejabat yang punya konsep jelas untuk menyelesaikan persoalan sampah di kota ini”, tutupnya.
RL