Malut, Investigasi.news – Anda pernah mendapati produk atau barang di Kepulauan Sula yang harganya berlipat ganda dari harga yang tertera di kemasan?
Naiknya harga itu kemudian melonjak tinggi bahkan mencapai 100% bahkan lebih, sehingga hal demikian menjadi salah satu variable lemahnya daya beli masyarakat di Kepulauan Sula disamping minimnya pendapatan yang akhirnya membuat perputaran ekonomi di Sula semakin lambat, dan otomatis juga menghambat pertumbuhan ekonomi di negeri yang dikenal dengan sebutan Dad Hia Ted Sua.
Usut punya usut ternyata, harga bongkar muat menjadi salah satu faktor melonjaknya harga jual barang di Kepulauan Sula.
“Selain biaya distribusi harga bongkar muat yang tinggi menjadikan konsumen (masyarakat) menjadi korban karena berakibat pada harga barang yang menjadi mahal”, ungkap salah satu warga kota Sanana (30/1).
Warga masyarakat ini menilai sudah seharusnya Pemerintah Daerah kemudian DPRD dan pihak pelabuhan Sanana duduk bersama untuk membahas persoalan ini sehingga harga barang di Kepulauan Sula tidak terlalu melambung tinggi.
“Naiknya harga barang yang begitu tinggi sangat membebankan kami masyarakat ditengah minimnya pendapatan”, lanjut warga tadi.
Sementara itu ketika dikonfirmasi media ini Hj. Andriani Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas II Sanana menepis tudingan jika harga bongkar muat di Pelabuhan Sanana merupakan tertinggi (mahal) di 10 Kab. Kota di Provinsi Maluku Utara.
“Untuk di Sula ada 6 Perusahaan Bongkar Muat (PBM), sedangkan tarif mereka masih menyesuaikan dengan pelabuhan terdekat dan 2 tahun belakangan ini harga bongkar muat belum naik”, pungkas Hi. Adriani Ka KUPP Sanana.
Meski demikian keterangan dari Hi. Adriani dibantah, dan dikatakan bahwa ’permainan’ di Pelabuhan Sanana berimbas kepada tingginya biaya bongkar muat yang kemudian berujung pada tingginya harga jual barang di Kepulauan Sula.
“Harus ada peran Syahbandar (Ka. KUPP-red) sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat (Dirjen Perhubungan Laut, jangan kemudian (maaf) Syahbandar ikut bermain sehingga yang menjadi susah kami masyarakat”, tutup Warga Sanana tadi.
RL