Malut, investigasi.news- Semua orang pasti akan merasa heran, menyaksikan tempat ibadah (masjid) yang dibongkar total sementara tidak ada aktivitas pekerjaan di Lapangan.
Hal demikian terjadi pada masjid tua di desa Nahi-Kec. Sulabesi Barat, masjid bernama Nurul Huda yang terletak persis didepan kantor desa.
Kondisi masjid ini terbongkar total, sehingga sama sekali tidak bisa difungsikan, sementara informasi di lapangan saat awak media investigasi melakukan penelusuran, diketahui bahwa kondisi ini sudah terjadi satu bulan lebih, dan diketahui proyek rehab masjid ini merupakan pokir anggota DPRD Provinsi Malut.
Hi. Bilmona seorang Khotib yang bertugas memberikan khutbah pada masjid Nurul Huda menyampaikan keluhannya, bahwa dengan tidak berfungsinya masjid selama sebulan lebih tentu menjadi hambatan masyarakat dalam beribadah, tidak semua warga desa Nahi bisa berjalan kaki ke ujung kampung untuk melakukan sholat berjam’ah ke musholla yang ada diujung kampung.
โbahkan saya pernah mau jatuh saat khutbah jumat di sana, karena kita sudah tua harus jalan ke ujung kampung sana, baru ditempat khutbah di sana gelap, kebetulan mati lampu juga, sehingga saya hampir jatuh, kejadiannya hari jumat yang laluโ ujar Khotib Hi. Bilmona (Selasa, 26/9).
Kepada investigasi dirinya berharap ada perhatian dari pemerintah daerah, karena kalo kepada pemerintah desa dirinya tidak lagi berharap.
โwaduh kalo kades kita saja kerjanya banyak ngawur”, pungkas Haji Bilmona.
Hal yang sama diceritakan masyarakat desa Nahi lainnya, mereka mengatakan jika inisiatif untuk membongkar masjid secara total itu dari kades Fahri Bilmona.
“Itu atas arahan Kades, padahal pihak kontraktor maunya hanya dibongkar 1-2 lembar seng saja, untuk laporan agar anggaran rehab segera cair dan kemudian masyarakat masih bisa gunakan untuk beribadah”, tutur warga desa Nahi berinisial JN.
Tambah JN lagi, tapi faktanya masjid dibongkar semua, katanya karena imam masjid ada keperluan dengan seng yang dibongkar padahal tidak benar, seng sejumlah kurang lebih 100 lebar ditaruh di kantor desa, terakhir dihitung tinggal 43 lembar.
“Ada dugaan seng yang dibongkar dari masjid, sebagian digunakan untuk pembuatan gazebo atau rumah kebun pada proyek kebun percontohan diujung kampung”, tambah JN yang dibenarkan oleh pemuda bernama AU.
Apa namanya kalo bukan perbuatan curang, jika material seng untuk proyek kebun percontohan yang sudah jelas dianggarkan, tapi kemudian seng itu diambil dari bongkaran masjid, tambah AU.
Awak media investigasi sempat menyambangi Kades Fahri Bilmona, tapi kondisi kantor desa terkunci dan infonya Kades ada di kota Sanana. Rahman