Malut, Investigasi.news – Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kab. Kepulauan Sula mendukung pelaksanaan Festival Tanjung Waka atau FTW tahun 2024 yang digelar tanggal 13-15 Desember 2024 dilokasi pantai wisata Tanjung Waka di Desa Fatkayoun, Kec. Sulabesi Timur, Kepulauan Sula-Maluku Utara.
MPC PP Sula juga mengucapkan selamat dan sukses kepada Pemda Kab. Kepulauan Sula yang secara konsisten dan berkelanjutan menggelar FTW sebagai upaya pengembangan pariwisata di negeri Dad Hia Ted Sua, hal demikian dikatakan Herdiyanto Bone atau akrab disapa Heru Ketua MPC-PP Kab. Kepulauan Sula.
“Yang pertama secara kelembagaan dan pribadi Pemuda Pancasila Sula dan saya pribadi mengucapkan selamat dan sukses atas pelaksana FTW tahun 2024, dan kami. Sangat mendukung kegiatan ini sebagai bagian dari upaya pengembangan pariwisata di Sula”, ujar Heru (13/12).
Lebih lanjut pria yang populer dikalangan organisasi kepemudaan (OKP) dan Kemahasiswaan ini mengapresiasi pemerintah daerah atas pelaksanaan event ini.
“Patut kita apresiasi konsistensi Pemda Sula, khususnya Ibu Bupati Fifian Adeningsi Mus (FAM) yang secara terus-menerus menggelar event ini, sehingga ini menjadi fenomena positif bahwa setiap tahun ada pagelaran berbagai budaya Kepulauan Sula dilokasi pantai eksotis di Tanjung Waka”, lanjutnya.
Selain sebagai upaya pengembangan pariwisata di Sula, kegiatan ini juga menjadi potensi besar untuk mengembangkan UMKM di Kepulauan Sula, tandas Heru.
Ketika disentil menyangkut pihak-pihak yang kontra terkait pelaksana FTW 2024, dengan santai Heru mengatakan.
โPro dan Kontra itu hal yang biasa, karena kita hidup pada alam demokrasi, dan saya menghormati hak teman-teman aktivis sepanjang pelaksanaannya sesuai dengan UU 9/1998 tentang tentang kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum”, timpal Heru.
Hal ini mengingat pelaksanaan FTW 2024 ditentang oleh sekelompok Mahasiswa, mereka menolak dengan alasan pemborosan anggaran daerah.
โNamun kemudian Saya mengajak teman-teman yang kontra dengan pelaksanaan FTW untuk duduk bersama dan berdiskusi, mari kita breakdown bersama plus-minus kegiatan iniโ, pungkasnya.
Tidak semua hal harus dilakukan dengan demonstrasi, ada cara lain seperti diskusi atau diplomasi, tutup Heru. RL