Malut, Investigasi.news – Program Kerja pemerintahan Desa Waiboga-Kecamatan Sulabesi Tengah, dinilai asal-asalan oleh salah satu masyarakat disana, pasalnya anggaran senilai Rp 93 juta lebih hanya di gunakan renovasi jalan setapak, tanpa memperhatikan program kerja yang seharusnya menjadi skala prioritas.
Saat ditemui, Jainal Tidore salah satu masyarakat desa Waiboga menyampaikan, bahwa seharusnya anggaran sebesar itu jangan dulu digunakan untuk perbaiki jalan setapak, tapi kerjakan dulu hal-hal yang dibutuhkan masyarakat dan menjadi skala prioritas, misalkan: tenaga surya untuk penerangan jalan dibibir pante, alat-alat untuk penggalian jenazah atau gunakan anggaran tersebut untuk belanja unit komputer dan buat buat program kursus gratis untuk anak-anak sekolah SD, SMP maupun SMA.
“Itukan jalan setapak masih layak di gunakan. Baru jalan jarang dipakai kendaraan roda dua maupun roda empat jadi cobalah bapak pejabat desa Waiboga memikirkan hal ini kembali dalam menjalankan program kerja di desa waiboga”, ujar Jainal dengan nada kesal.
Laki-laki yang biasa di sapa Nason ini juga mengatakan: kami bukan tidak sepakat dengan renovasi stapak yang berada di dusun 3 namun pejabat coba mendahului hal-hal yang menjadi prioritas masyarakat.
”Sebab orang tua kami bahkan masyarakat yang lain saat pulang melaut sering kesasar ke desa lain itu sebabnya kami ingin ada penerangan di bibir pante”, lanjut Jainal.
Harapan kami pejabat desa Waiboga di evaluasi oleh pemerintah Kepulauan Sula yaitu, Dinas PMD, Kabag Pemerintahan atau bahkan Ibu Bupati Fifian, sebab ini bukan pertama kali Pejabat Desa membuat program kerja yang tidak tepat sasarannya, tutup Jainal.
Sementara itu sampai berita ini ditayangkan, Wak media kami masih berupaya mengkonfirmasi pejabat desa Waiboga, Kec. Sulabesi Selatan, Kab. Kepulauan Sula.
( RL )
