Malut, Investigasi.news – Program pembibitan anakan pohon cengkeh di desa Nahi kec. Sulabesi Barat menuai kontroversi, program bibit bantuan yang digagas anggota DPR RI Alien Mus asal partai Golkar tersebut dirasa kurang berhasil di masyarakat, dan parahnya lagi program ini hanya untuk memberdayakan 12 orang warga desa Nahi yang masuk dalam kelompok Tani dalam program pembibitan tersebut.
“Bibit yang digunakan pada program itu sangat tidak layak, bibit dari hasil mencari dibawah pohon-pohon cengkeh, jadi masyarakat di kasih juga masyarakat tidak akan mau, ini program pembibitan asal jadi saja”, ujar salah satu warga desa Nahi kepada investigasi.
Keterangan dari warga tadi dibenarkan oleh Ardy Umafagur ketua pemuda desa Nahi, bahwa kegiatan pembibitan ini sama sekali tidak menyentuh masyarakat.
“Bayangkan saja mereka ambil anakan cengkeh, mau dari pohon yang bagus atau tidak mereka main sikat saja, bukan ambil polong, mungkin masyarakat pung bibit jauh lebih baik dari program pembibitan Ibu anggota DPR RI ini”, ujar Ardy (8/10).
Dirinya merasa, sebenarnya program ini baik, hanya saja tidak dikelola oleh orang yang tepat, sehingga kurang bisa dinikmati oleh masyarakat.
Senada dengan Ardy, Jafar Naipon yang tadinya tergabung dalam kelompok tani ini menceritakan, jika bibitan anak cengkeh itu diambil secara sembarang dibawah pohon cengkeh.
Dirinya juga menuturkan bahwa mereka sebelumnya diberdayakan ketua kelompok yakni Syamsul Agus Banapon alias Ules dan Tamrin (bendahara) selama 3 bulan, tapi setelah 3 bulan bibit sudah mulai tumbuh mereka tidak lagi diperhatikan.
“Waktu bibit belum tumbuh itu kita diperhatikan seperti anak tunggal saja, dari jauh-jauh mereka lihat kita mereka sudah panggil, tapi ketika bibit sudah tumbuh dalam plastik polybak itu saya diberhentikan”, pungkas Jafar.
Jafar Naipon juga menambahkan jika dirinya diberikan upah sebesar Rp 1.500.000,00 dan kelompok tani yang melakukan pembibitan semua berjumlah 12 orang.
Sementara itu Syamsul Agus Banapon alias Ules Ketua Kelompok Pembibitan, ketika di konfirmasi media ini menjelaskan bahwa sedang menunggu anggaran penanaman, jika sudah cair baru anggota kelompok tadi mengambil bibitnya dan menanam di lokasinya masing-masing.
“Itu bukan bibit bantuan untuk bagi-bagi ke masyarakat, tapi khusus untuk anggota kelompok saja” ujar Ules.
Kepada media ini Ules juga menceritakan bahwa uang yang dibagi sebesar Rp 1,5jt itu adalah upah kerja, dirinya juga menolak jika dikatakan bibit tidak terurus karena sedang menunggu anggaran untuk penanaman.
“Tidak ada anggota kelompok yang diberhentikan, hanya sementara vakum karena menunggu pencairan anggaran untuk penanaman”, sanggah Ules.
Sementara itu dari pantauan media ini, kebun pembibitan anakan cengkeh program Anggota DPR RI Alien Mus, terlihat kurang perawatan, tidak terlihat mana bibit, mana rumput, mana ilalang, mana semak belukar semua tergabung menjadi satu.
( RL )