Malut, Investigasi.news – Di Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, ada moda transportasi laut berupa body batang atau body fiber yang ditempel mesin berkekuatan (variatif) ada yang 15-20 sampai 40 PK, mesin ini kebanyakan menggunakan BBM jenis minyak tanah (Mita), juru mudinya disebut Motoris, moda transportasi ini biasa melayani penumpang dari desa ke kota dan sebaliknya, pangkalan/pelabuhan mereka kebanyakan di belakang pertokoan Sanana.
Jumlah mereka tidak bisa dihitung dengan jari, karena pada setiap desa di dataran pulau Mangoli, biasanya ada lebih dari satu orang motoris.
Sayangnya keberadaan mereka (motoris-red) seperti tidak diakui, makanya tidak heran kalo kita mendengar motoris kucing-kucingan untuk mendapatkan BBM Mita guna kelangsungan usahanya.
“Kami bingung secara aturan kami tidak ada, tapi realitanya kami ini ada banyak, makanya untuk beli minyak tanah secara resmi kami tidak bisa atau biasa dipersulit, makanya satu-satunya jalan kami kucing-kucingan”, ujar seorang motoris asal kecamatan Mangoli Utara Timur kepada investigasi (2/1).
Fenomena yang terjadi belakangan ini, motoris dianggap menjadi biang kelangkaan mita pada momentum natal 2024 dan tahun baru 2025.
”Meski kucing-kucingan biasanya kami mendapatkan minyak tanah setelah pangkalan melayani konsumen yang menggunakan kupon”, ujar Motoris dan tegas menolak disangka sebagai pemicu kelangkaan mita di Kepulauan Sula.
Sementara itu dapat kami informasikan bahwa regulasi untuk mengatur konsumen Mita adalah Perpres 191, Perpres ini menegaskan hanya mengatur 3 Kategori Konsumen yaitu rumah tangga, perikanan (untuk keperluan memasak) dan UMKM di wilayah yang belum terkonversi ke LPG, sehingga Motoris tidak termasuk dalam kategori konsumen yang wajib dilayani dalam Perpres ini.
”Setiap hari kami hanya bisa meratap, semoga ada perhatian serius dari pemerintah (daerah), untuk nasib kami”, tutup Motoris.
Sayangnya sampai berita ini ditayangkan, pihak Pemda Kab. Kepulauan Sula, dalam hal ini dinas perhubungan belum bersedia memberikan keterangan apapun, Chairul Mahdi Kadis perhubungan tidak mengkonfirmasi investigasi ketika ditanyakan menyangkut kebutuhan BBM para Motoris yang menjadi moda transportasi laut di Kab. Kepulauan Sula.
(RL)