Suhu politik menjelang Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) yang akan digelar di Lampung pada 23-25 Desember 2021 mendatang, kian terasa memanas.
Aura ‘benturan’ politik dukung mendukung, untuk menentukan siapa calon kuat ketua PBNU periode mendatang itu, juga sampai ke para pengurus cabang (PC) dan pengurus wilayah (PW) Nahdlatul Ulama (NU) di Sumatera Selatan.
Sebelumnya PWNU Sumsel mengklaim PCNU-PCNU se-Sumsel mendukung Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) untuk menjadi Ketua PBNU mendatang.
Nyatanya para Ketua Tanfidziah PCNU se-Sumsel berbalik arah dari Gus Yahya kini mendukung KH Said Aqil Siroj. Kenapa bisa terjadi?
Sejumlah nama-nama Ketua Tanfidziah PCNU dari 17 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan, secara mengejutkan menyatakan dukungan ke KH Said Aqil Siradj untuk kembali memimpin Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Dukungan tersebut disampaikan langsung ke kyai Said Aqil saat silaturahmi berkunjung ke Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin, Sabtu 6 November 2021 di Muara Enin, Sumatera Selatan.
“Tentu kami sebagai para pengurus cabang di Sumsel mengamini apa yang menjadi komitmen para kyai untuk meminta KH Said Agil Siradj kembali memimpin Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode mendatang,” kata Drs H Syahri, Ketua Tanfidziah PCNU OKU Timur, didampingi Kyai Ali Rais Syuriah PWNU Sumsel, Sabtu (6/11).
Kyai Syahri menjelaskan ada 16 PCNU kabupaten/kota se-Sumsel yang hadir dan memberikan dukungan. Namun dia enggan merinci PCNU mana yang menyatakan dukungan.
“Yang jelas PCNU OKU Timur siap mendukung KH Said Agil Siradj kembali memimpin Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU),” tegasnya.
Diwaktu bersamaan KH Nursalim Habibi Syuriah PWNU Sumsel mengatakan, atas nama perwakilan jajaran syuriah PWNU Sumatera Selatan, serta beberapa kyai sepuh se Sumsel, dengan ini memohon dengan sangat agar KH KH Said Aqil Siradj untuk berkenan kembali menjadi calon ketua umum PBNU periode mendatang.
Kyai Nursalim yang juga pengasuh Ponpes Hidayatul Mubtadiin menjelaskan, NU ke depan masih membutuhkan sosok beliau (Kyai Said) dengan kealimannya, keberaniannya, keteguhannya, keilmuannya serta kemampuannya membangun jejaring hubungan internasionalnya.
“InsyaAlloh dengan kembali majunya KH Said Agil Siradj, NU ke depan akan semakin lebih maju, bermartabat, dan InsyaAlloh khususnya NU di Indonesia akan menjadi benteng negara kesatuan Republik Indonesia,” ucap kyai Nursalim didampingi kyai Apandi Ketua Rais Syuriah PWNU Sumsel.
Kemudian dukungan juga datang dari kyai Imron Abha Ketua Rais Syuriah PCNU Musi Banyuasin.
“Kami atas nama PCNU yang ada di Sumatera Selatan, selama masih ada beliau (Kyai Said Aqil Siradj) yang sudah jelas terukur, teruji selama 12 tahun memimpin PBNU, kenapa kita harus memilih yang lain,” ujar KH. Ahmad Imron Abha yang juga pemimpin Ponpes Hidayatuzzu’amma Tungkal Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Hal ini dia katakannya, bukan karena menutup regenerasi kepemimpinan PBNU ke depan, namun baginya rasa belum percaya diri kalau beliau tidak memimpin PBNU kembali.
Sementara itu KH Said Aqil Siradj saat dimintai tanggapan terkait dukungan dari 16 PC-PCNU se-Sumsel kepada dirinya mengatakan siap dan menerima dukungan tersebut.
“Alhamdulillah mudah-mudahan, InsyaAlloh saya siap,” ucapnya singkat.
Klaim PWNU Sumsel Nyatakan Dukung Gus Yahya
Sebelumnya ada klaim datang dari PWNU dan PCNU se-Sumatera Selatan, menyatakan dukungan kepada Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) untuk menjadi Ketua PBNU menggantikan KH Said Aqil Siradj pada Mutamar 23 – 25 Desember mendatang.
Dukungan itu diberikan dalam pertemuan silahturahmi dan temu kangen PWNU dan PCNU se- Sumsel, Kamis malam (7/10) di Batiqa hotel, Palembang.
Hal ini terlihat ketika Ketua PWNU Sumsel KH Amiruddin Nahrawi menanyakan apakah PCNU 17 Kabupaten – Kota sepakat mendukung Gus Yahya, para Ketua PC menyatakan kata sepakat mendukung Gus Yahya.
Yang mana terang KH Amiruddin Nahrawi atau yang akrab disapa Cak Amir ini menjelaskan kegiatan malm ini dihadiri 16 Ketua PCNU dan menyatakan dukungan, 1 PCNU Ogan Ilir diwakilkan, karena habis massa jabatan.
“Alhamdulilah, tadi kita sama – sama mendengarkan dukungan PCNU di Sumsel mendukung dan mendoakan Gus Yahya pada Muktamar nanti,”terang Cak Amir.
Hadir secara virtual, KH Yahya Cholil Staquf menyapa para pengurus PWNU dan PCNU se-Sumsel, dan menghaturkan permohonan maaf belum bisa hadir secara langsung, tetapi ia berjanji bakal datang ke Palembang.
Dikesempatan itu Gus Yahya menceritakan kembali sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama, 31 Januari 1926
“Kita menuju abad baru ini maka kita butuh semangat pembaharuan untuk membangkitkan Nahdlatul Ulama,”ucapnya.
“Dan bila diberi amanah, saya akan membawa kebangkitan NU dengan semangat perubahan. Dan saya mohon doa dan dukungan kalian semua,”pintanya.
Dikesempatan yang sama salah satu tokoh NU Nusron Wahid berkeyakinan sosok Gus Yahya yang bisa membawa perubahan NU.
Pada kesempatan tersebut, Gus Nusron menceritakan sosok Gus Yahya, yang mana KH Yahya Cholil Staquf berasal dari Rembang Jawa Tengah.
“Ayah Gus Yahya adalah tokoh NU KH Muhammad Cholil Bisri, dan juga keponakan dari KH Mustofa Bisri atau Gus Mus, pengasuh ponpes Raudlatut Thalibin. Jadi jangan diragukan soal NU nya,”ungkap anggota Komisi VI DPR RI asal Kudus ini.
“Gus Yahya juga pernah menjadi murid KH. Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak di Yogyakarta,” sambungnya lagi.
Ia juga menilai bila sosok Gus Yahya merupakan salah satu sosok yang bisa memimpin NU diera perkembangan zaman.
“Mari sama – sama kita ijtihad memilih pemimpin yang mempunyai konsep membawa perubahan. Yakinlah Gus Yahya mampu menjawab tantangan di massa yang akan datang,”tandasnya.
Tidak hanya Gus Yahya yang hadir melalui Virtual, Saifullah Yusuf Wali Kota Pasuruan ikut zoom meeting.
(Mira)