Papua Pegunungan, Investigasi.news – Proyek pembangunan talud dan saluran air di kantor Bupati Kabupaten Mamberamo Tengah, Kobagma, menuai kritik tajam. Selain minim transparansi, proyek ini juga diduga dikerjakan asal-asalan. Pantauan di lokasi memperlihatkan kualitas konstruksi yang tidak memadai, dengan bagian talud yang tampak berongga dan berpotensi rapuh.
Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, material yang digunakan tampak tidak kokoh, bahkan beton terlihat kurang padat dan menyisakan rongga-rongga yang rentan mengalami kerusakan dini. Struktur pengerjaan yang tidak rapi ini menimbulkan kekhawatiran akan daya tahan bangunan, apalagi jika menghadapi beban berat atau musim hujan.
Proyek yang menggunakan dana publik ini juga tidak disertai dengan papan informasi di lokasi pengerjaan. Meski foto plang proyek akhirnya berhasil diperoleh, informasi yang dicantumkan sangat terbatas. Tidak ada keterangan mengenai nilai kontrak, nama konsultan pengawas, atau spesifikasi teknis pekerjaan.
Saat media mencoba mengonfirmasi hal ini kepada kontraktor pelaksana bermarga Sihombing, respons yang diterima justru mengecewakan. Alih-alih memberikan penjelasan, kontraktor tersebut tidak merespons panggilan dan pesan yang dikirimkan melalui WhatsApp, bahkan memblokir nomor wartawan.
“Kondisi proyek ini sudah jelas menimbulkan tanda tanya. Jika kontraktor menutup diri, ada kemungkinan kuat bahwa pekerjaan ini memang bermasalah,” ujar salah seorang warga Kobagma.
Proyek ini berpotensi melanggar UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, serta PP No. 43 Tahun 2018 tentang peran masyarakat dalam pencegahan tindak pidana korupsi. Ketiadaan transparansi semakin diperburuk dengan kondisi konstruksi yang terlihat tidak memenuhi standar.
Sejumlah warga menyoroti lemahnya pengawasan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) maupun Pengguna Anggaran (PA). Mereka menilai pemerintah daerah harus bertanggung jawab atas proyek ini dan memastikan adanya audit menyeluruh.
Kritik semakin tajam setelah kondisi fisik proyek, yang terlihat rapuh dan berongga, mulai ramai dibicarakan di kalangan masyarakat. Apabila pengerjaan ini dibiarkan, tidak hanya uang rakyat yang terbuang sia-sia, tetapi juga fungsi utama talud sebagai penahan air dan longsor tidak akan tercapai.
“Talud seperti ini tidak akan bertahan lama. Jika tidak segera diperbaiki, dampaknya akan merugikan masyarakat,” tambah seorang pengamat konstruksi lokal.
Media menuntut pemerintah Kabupaten Mamberamo Tengah, termasuk kontraktor pelaksana, untuk segera memberikan klarifikasi terkait proyek ini. Jika tidak ada transparansi dan perbaikan, publik berhak mencurigai adanya potensi penyimpangan atau korupsi dalam pelaksanaannya.
Investigasi.news akan terus memantau perkembangan proyek ini dan mendesak penegak hukum untuk turun tangan jika ditemukan indikasi pelanggaran.
Jhonsa