Pulang Pisau, investigasi.news – Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau laksanakan rapat kajian kasus kematian ibu dan anak di Aula Dinas Kesehatan pada rabu (21/6).
Kegiatan ini digelar dengan harapan dapat mencegah tingginya angka kematian Ibu Dan anak di wilayah Pulang Pisau.
Dalam kegiatan tersebut Dinas Kesehatan menghadirkan seluruh kepala Puskesmas se – Kabupaten Pulang Pisau untuk melakukan pengkajian angka kematian ibu dan anak.
Dikesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau Dr. Pande Putu Gina melalui kepala bidang kesehatan masyarakat Yani. SKM mengatakan, “hari ini kita melaksanakan kegiatan AMP (audit maternal Prinata). Dimana kegiatan ini melakukan pengkajian Kasus kematian ibu dan anak di Wilayah Kabupaten Pulang Pisau.
“hal ini kita laksanakan karena tingginya angka kematian ibu dan anak, sehingga menuntut usaha untuk berbagai pihak dalam memainkan peranannya dalam melakukan pencegahan AKI dan AKB. Salah satunya adalah kegiatan AMP. Diharapkan dengan AMP ini angka kematian Ibu dan bayi balita bisa menurun dan tidak terulang lagi.
Apabila ada kasus AKI dan AKB terjadi maka akan kita audit kembali, apa sih permasalahanya sehingga terjadi hal tersebut. Permasalahan dasar, apakah karena kesalahan orangnya atau programnya. Setelah kita dapat permasalahanya kita akan melaksanakan monitoring evaluasi program untuk menjamin masyarakat agar aman, sehingga tidak terjadi peningkatan.
Untuk melaksanakan audit AKI DAN AKB, kita akan menggandeng ahlinya atau spesialisnya, kita akan melibatkan IBI (Ikatan Bidan Indonesia) serta dokter spesialis anak agar hasil yang kita laksanakan kegiatan AMP ini dapat berjalan maksimal.
Secara umum kegiatan AMP ini telah dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia termasuk Wilayah Pulang Pisau, dan kegiatan ini rutin dilaksanakan minimal dalam 1 tahun 4 kali sehingga apa yang kita laksanakan ada hasil dan data tentang hal tersebut. Hal ini kita laksanakan untuk menekan angka kematian ibu yang terus berulang-ulang seperti pendarahan pada saat melahirkan, hipertensi dan kejang-kejang, albotus.
Kalau angka kematian balita biasanya saat lahir rendah atau prematur, sesak nafas, infeksi dan sebagainya. Pada dasarnya ini kondisi medis dapat dicegah dan diatasi dengan kita melakukan AMP.
Diharapkan setiap AMP harus ada hasilnya sehingga ketika ada kekurangan dapat ditambah sehingga kematian ibu dan anak agar tidak terulang kembali dan pada intinya ini adalah prose pembelajaran kita bersama.
Untuk pesertanya sendiri kita mengundang seluruh kepala pukesmas.bidan koordinator, serta bidan yang memilki kasus kematian ibu dan anak yang pernah ditangani oleh bidannya kita undang semua dan kita juga melibatkan IBI (Ikatan Bidan Indonesia) untuk melaksankan pengkajian kematian ibu dan anak
Beliau menghimbau penyebab kematian itu muaranya ada tiga ter yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai dirujukan dan terakhir terlambat mendapat pelayanan kalau emang harus wajib dirujuk agar segera dirujuk jangan menunggu nanti.
Menurut beliau kalau terkait anggaran bisa diurus belakangan masalah nyawa tidak bisa diurus kebelakang, pola masyarakat masih pengen melahirkan di rumah karena kendalanya faktor keuangan sehingga mereka masih melahirkan dengan bidan kampung, dan kami menghimbau agar masyarakat lebih mengutamakan ke tenaga medis masalah sebenarnya nya terjadi gawat darurat maka tidak bisa ditangani dikampung dan ketika penanganan terlambat maka kita tidak dapat berbuat lebuh banyak,” tutupnya.
Zulmi