Malut, Investigasi.news – Menghadiri undangan pelantikan pengurus HMI komisariat syariah STAI Babussalam Sula Maluku Utara di auditorium sekretariat HMI cabang Sanana pada tanggal 19 Januari 2025 M, dengan tema sentral โMilitansi Kader HMI Dalam Merekonstruksi Era Baru”, menurut saya tema ini menarik yang pertama, melihat perkembangan perjalanan komisariat syariah dibutuhkan keseriusan spirit intelektual dan pemahaman kehidupan organisasi bagi setiap kader HMI. Kedua, dalam perkembangan teknologi informasi dan globalisasi dunia butuh kader HMI yang benar-benar siap baik dari aspek profesional maupun keterampilan sehingga saatnya terjun di masyarakat kader HMI mampu bersaing baik di tingkat lokal, regional dan nasional.
*1. Militansi sebagai Pilar Perubahan*
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia yang telah berkiprah sejak 1947. Dengan semangat keislaman dan keindonesiaan, HMI terus melahirkan kader yang militan untuk menghadapi tantangan zaman. Militansi kader HMI tidak hanya diwujudkan dalam semangat juang, tetapi juga dalam gagasan, keberanian bertindak, dan kontribusi nyata untuk merekonstruksi era baru yang berlandaskan nilai-nilai keadilan, kebenaran, dan keberlanjutan.
Dalam pandangan cendekiawan Islam, seperti Prof. Nurcholish Madjid, HMI memiliki tugas penting sebagai “agen perubahan.” Menurutnya, militansi kader HMI harus ditopang oleh integritas moral dan wawasan intelektual yang luas. “Seorang kader HMI sejati tidak hanya kritis terhadap situasi sosial, tetapi juga menawarkan solusi transformatif”, kata Cak Nur, panggilan akrabnya.
Sementara itu, Dr. Anies Baswedan, seorang alumni HMI, menekankan pentingnya kader HMI untuk menjadi penggerak peradaban. Ia menyebutkan bahwa era baru membutuhkan individu yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan berbasis nilai. “Kita butuh pemimpin yang tidak hanya paham bagaimana membangun jalan, tetapi juga yang mampu membangun harapan”, ungkapnya.
*2. Rekonstruksi Era Baru: Tantangan dan Solusi*
Rekonstruksi era baru memerlukan sinergi antara militansi kader, jejaring alumni, dan inovasi dalam menghadapi tantangan global. Salah satu tantangan terbesar adalah krisis multidimensi, baik di bidang ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Dalam konteks ini, Ketua Umum PB HMI periode 2018-2020, Saddam Al Jihad, pernah menyatakan bahwa “Militansi kader harus diarahkan untuk menjawab tantangan lokal dengan perspektif global. Jangan pernah berhenti belajar dan berkontribusi.”
Selain itu, tokoh alumni seperti Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden RI, menegaskan bahwa militansi tanpa aksi nyata hanya akan menjadi slogan kosong. “Kader HMI harus mampu berdialog dengan masa depan. Itu berarti memiliki visi yang jelas, keberanian mengambil risiko, dan komitmen pada kerja-kerja kolektif,” tuturnya.
*3. Pilar Militansi HMI*
Militansi kader HMI selalu dilandasi oleh nilai-nilai Islam yang inklusif dan cinta tanah air. Nilai ini mendorong kader untuk menjunjung tinggi keberagaman dan menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam setiap perjuangan.
Kader HMI dikenal dengan tradisi intelektual yang kuat. Forum-forum diskusi, pelatihan kepemimpinan, dan kajian strategis menjadi arena penggemblengan yang membentuk mereka sebagai individu yang visioner. HMI telah melahirkan banyak tokoh nasional dengan gaya kepemimpinan progresif. Hal ini menjadi bukti bahwa militansi kader bukan hanya dalam retorika, tetapi juga dalam aksi nyata.
*4. Menguatkan Militansi untuk Masa Depan*
Era baru menuntut HMI untuk tetap relevan dengan perkembangan zaman. Kader HMI harus mampu memanfaatkan teknologi, membangun jejaring global, dan memperjuangkan keadilan sosial secara berkelanjutan. Sebagai organisasi dengan tradisi intelektual, HMI memiliki modal besar untuk menjadi motor perubahan di Indonesia.
Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Mahfud MD “Militansi adalah tentang keberanian untuk memperjuangkan kebenaran, walaupun sulit. Di tangan kader HMI, masa depan Indonesia ditentukan”
*Penutup.*
Militansi kader HMI bukan hanya tentang loyalitas kepada organisasi, tetapi juga keberanian untuk membawa perubahan. Dengan berbekal nilai-nilai Islam, wawasan intelektual, dan komitmen terhadap Indonesia, HMI siap merekonstruksi era baru yang lebih baik, lebih adil, dan lebih bermartabat. Saatnya kader HMI mengambil peran besar dalam sejarah bangsa, menjadi lokomotif perubahan menuju masa depan yang gemilang.
Oleh: Mohtar Umasugi, S.Ag., M.Pd.I (Kordinator Presidium MD KAHMI kepulauan Sula)